Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perayaan Tahun Baru, Komoditas Politik Baru

3 Januari 2019   15:58 Diperbarui: 3 Januari 2019   16:22 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.singularityweblog.com

Saat ini, kita masih berada dalam suasana tahun baru. Tahun baru berarti resolusi baru, semangat baru, energi baru, dan berbagai hal-hal baru normatif lainnya. Tetapi, tahun baru 2019 ini memiliki sebuah hal baru yang spesial. Apa hal tersebut? Komoditas politik baru.

Memang, komoditas politik baru hanya muncul setengah dekade sekali. Jadi, hal ini juga muncul di tahun 2014, ketika kita memilih presiden, wakil presiden, dan wakil kita di legislatif. Tetapi, ada komoditas politik baru yang berbeda di tahun 2019 ini; perayaan tahun baru. Iya, literally perayaan tahun baru.

Munculnya komoditas ini berawal dari diunggahnya kegiatan tahun baru kedua calon presiden pada Pemilu 2019. Kegiatan perayaan tahun baru Bapak Prabowo Subianto direkam oleh Sandiaga Uno melalui sebuah vlog yang tersebar ke berbagai channel YouTube. Hal yang sama juga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai capres Petahana.

Mari kita mulai dari kegiatan capres nomor urut 01. Presiden Joko Widodo memutuskan merayakan tahun baru di Wisma Bayurini, Istana Bogor, Jawa Barat. Beliau mengundang pedagang-pedagang kaki lima masuk ke dalam istana untuk menyajikan makanannya, mulai dari sate, bakmi, sampai wedang ronde. Makanan ini dinikmati bersama oleh Presiden beserta anggota Paspampres dan pegawai istana (cnnindonesia.com, 2019).

Uniknya, Beliau mengenakan sarung pada perayaan tersebut. Sarung tersebut melambangkan pribadi yang apa adanya dan mampu menyelesaikan masalah (Yonathan dalam wartakota.tribunnews.com, 2019). Selain itu, Beliau juga menyatakan, "Yang penting 2019 optimis, optimis, optimis." (cnnindonesia.com, 2019).

Sementara, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, melakukan kegiatan positif yang berbeda bersama wakilnya, Sandiaga Uno. Pasangan ini mengundang anak yatim dan kaum difabel dalam sebuah acara doa bersama. Dalam acara doa ini, Bapak Prabowo berdoa agar kebaikan Tuhan menyertai bangsa Indonesia. Selain itu, acara doa ini diadakan sekaligus sebagai sebuah ajang silaturahmi dengan anak yatim dan kaum difabel (aceh.tribunnews.com, 2019).

Bagi penulis, kedua kegiatan tersebut adalah kegiatan yang positif. Keduanya sama-sama memberikan dampak positif bagi masyarakat. Sehingga, kedua kandidat patut diberikan apresiasi atas kegiatan perayaan yang mereka lakukan. Thumbs up for Mr. Widodo and Mr. Subianto.

Lalu, di momen apa perayaan tahun baru muncul menjadi komoditas politik? Lagi-lagi, jawabannya adalah hoax yang tersebar di dunia maya. Sempat beredar sebuah video yang ditujukan untuk menyudutkan Prabowo Subianto. Video itu menunjukkan beberapa orang, termasuk Bapak Prabowo sedang berjoget diiringi dengan lagu "Sajojo".

Tetapi, kuncinya terletak pada caption video tersebut. "Tes Baca Quran, OH NO! Joget Huru-Hara, YES!" Begitulah bunyi caption utama video tersebut. Pada momen inilah, perayaan tahun baru digunakan sebagai komoditas politik yang bisa digoreng. Setelahnya, diketahui bahwa video tersebut adalah perayaan tahun baru 2014, bukan 2019.

Herannya, tahun 2014 juga tahun politik. Namun perayaan tersebut tidak dijadikan komoditas politik pada Pemilu 2014 lalu. Bahkan, video tersebut tidak beredar sampai viral di masyarakat. Sebenarnya, ada apa dengan dunia politik kita?

Menurut hemat penulis, politik Indonesia sedang ketularan dua penyakit yang sedang diderita oleh perpolitikan dunia. Penyakit tersebur adalah penyakit sensian dan apatisme. Berikut adalah penjelasan dari penyakit-penyakit tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun