Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"The Power of Choice for Parents", Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Budaya Kita

5 Oktober 2018   21:01 Diperbarui: 5 Oktober 2018   21:08 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, ketika mekanisme pasar berlaku, pendanaan sekolah akan bergantung pada minat orangtua untuk mendaftarkan anaknya untuk mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Sebagaimana barang dan jasa lainnya di pasar, konsumen yang rasional akan melihat sekolah mana yang paling sesuai dengan preferensinya.

Meski setiap orangtua memiliki preferensi masing-masing dalam hal ini, namun setiap orangtua menginginkan sekolah yang berkualitas; berkualitas tenaga pengajarnya, berkualitas fasilitasnya, dan berkualitas lingkungan pergaulannya, tidak hanya nama beken semata.

Dalam sistem ini, sekolah yang hanya mengandalkan nama beken, enggan meningkatkan kualitasnya sebagai institusi pendidikan, dan tidak mengikuti keinginan orangtua, akan kalah oleh sekolah lain yang melakukan sebaliknya.

Kedua, akuntabilitas sekolah terhadap orangtua juga meningkat dengan adanya sistem voucher pendidikan. Mengapa? Sistem voucher pendidikan membuat orangtua memiliki hubungan yang benar-benar setara dengan institusi sekolah, antara konsumen dengan produsen.

Melalui voucher, orangtua memiliki alat tukar untuk menentukan pilihannya sebagai konsumen, dan sekolah menerima pendanaan dari voucher tersebut. Jika sekolah tersebut tidak segera membenahi akuntabilitas dan transparansinya, maka orangtua dapat langsung memilih sekolah lain yang lebih transparan dan akuntabel.

Peningkatan parental choice dalam sistem pendidikan akan membentuk sistem pendidikan yang kuat dan kohesif. Sistem pendidikan yang demikian akan membentuk manusia-manusia Indonesia yang cerdas, bermoral, dan memiliki skill untuk bersaing dalam kancah global. 

Niscaya manusia Indonesia demikian akan memajukan kebudayaan Indonesia dan menjadikan budaya kita pemenang dalam globalisasi, bukan yang terpinggirkan karena globalisasi.

Sistem voucher pendidikan bukanlah ramuan ajaib yang akan menyembuhkan semua yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia. Namun, sistem ini adalah upaya awal kita untuk memupuk reformasi sistem pendidikan itu, bak tunas yang baru ditanam, membuatnya menjadi semakin kuat dan kokoh.

Dari upaya itu, tumbuh pohon yang kokoh, menghasilkan buah yang ranum dan segar, yang memajukan budaya Indonesia sebagai produk manusia Indonesia yang terbarukan.

*) Disclaimer: Tulisan ini pernah ditayangkan di qureta.com .


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun