Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"The Power of Choice for Parents", Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Budaya Kita

5 Oktober 2018   21:01 Diperbarui: 5 Oktober 2018   21:08 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada 2 penyebab utama. Penyebab pertama adalah kebijakan pendidikan yang tidak konsisten. "Tiap ganti menteri, ganti kebijakan," ujar beberapa tenaga pendidik yang beberapa kali saya dengar.

Selama 70 tahun kita merdeka, kita sudah 10 kali ganti kurikulum pendidikan. Artinya, kita gonta-ganti kurikulum 7 tahun sekali dalam jangka waktu yang sangat pendek. Sehingga perubahan positif yang diharapkan pemerintah dari penggantian kurikulum tidak dapat dirasakan oleh sekolah. Justru sekolah tidak mampu melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, karena kebijakan pendidikan yang terus berganti-ganti.

Penyebab kedua adalah ketiadaan insentif bagi sekolah-sekolah untuk memperbaiki kualitas sebagai sebuah institusi pendidikan. Banyak sekolah favorit yang mengalami masalah over kapasitas, namun tidak menghiraukannya karena popularitas nama sekolah adalah segalanya.

Sementara, banyak sekolah-sekolah lain yang cukup potensial, namun mengalami kekurangan murid karena nama yang kurang atau belum populer. Nama beken menjadi hal utama yang ditonjolkan, bukan kualitas institusi pendidikan.

Lalu, bagaimana menyelesaikan kedua masalah ini? Solusinya adalah memberikan orangtua kekuatan untuk memilih, give the power of choice back to parents. Sebagai pemilik dari rumah pertama anak, orangtua memiliki hak untuk memilih rumah kedua yang paling cocok dengan preferensi mereka. Sistem pendidikan yang menghalangi penerapan hak ini adalah sistem pendidikan yang menghancurkan dirinya sendiri.

Untungnya, ada berbagai alternatif yang dapat ditempuh untuk mendukung penerapan hak ini. Dan penerapan yang paling efisien adalah melalui voucher pendidikan atau school vouchers. Apa itu voucher pendidikan?

School vouchers adalah sebuah program yang memberikan kesempatan kepada orangtua menggunakan anggaran pendidikan publik untuk membiayai pendidikan anak di sekolah pilihan mereka.

Pada program ini, anggaran pendidikan tidak lagi disalurkan langsung kepada sekolah-sekolah, melainkan secara tidak langsung melalui voucher yang dipegang oleh orangtua. Sehingga pendanaan institusi pendidikan akan bergantung pada jumlah voucher yang diterima dari orangtua murid. Program ini sudah diterapkan oleh 19 negara di dunia.

Lalu, mengapa school voucher menjadi solusi yang paling efisien?

Voucher pendidikan menjadi solusi yang paling efisien karena program ini membawa mekanisme pasar ke dalam sistem pendidikan kita. "Loe jual, gue beli" adalah istilah sederhana yang menjelaskan keunggulan ini. Ketika interaksi permintaan dari konsumen (orangtua) dengan penawaran dari produsen (sekolah) berlaku, maka orangtua dan anak menjadi pihak yang paling diuntungkan.

Mengapa? Selain pilihan yang lebih luas bagi orangtua (increasing parental choice), institusi pendidikan sekolah sebagai produsen juga memperoleh berbagai insentif untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat dirangkum menjadi dua insentif utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun