Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah di Waktu Subuh yang Merepotkan

2 Maret 2023   05:32 Diperbarui: 2 Maret 2023   05:37 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: rajapena.org

Saya sudah bisa membayangkan bagaimana repotnya jika jam masuk sekolah dimajukan menjadi jam 5 pagi, benar-benar merepotkan, ya merepotkan siswanya, merepotkan orangtuanya, juga tentu saja biki repot para gurunya, sementara para pembuat kebijakan cuma bisa bikin repot saja.  

Bayangkan saja, masuk jam 5 itu artinya sudah harus siap-siap sejak pukul 4 pagi, bangun tidur, beres-beres, mandi, menyiapkan buku dan baju seragam, menyiapkan sarapan sementara perut juga belum siap diisi jam segitu, kecuali mungkin ada niat untuk sahur dan berpuasa sepanjang hari.

Belum lagi masalah angkutan, walaupun katanya di saat ujicoba disediakan bis sekolah, nah malah bikin repot supir bis yang jadwalnya berubah menjadi subuh.  Membingungkan sekali kebijakan yang katanya berdasar atas dalih menciptakan kualitas manusia unggul, entah berdasar atas apa asumsi kebijakan kepala daerah yang anehnya langsung dilakukan tanpa analisis terlebih dahulu oleh kepala dinas pendidikan.

Begitu terus kebijakan-kebijakan yang cuma dijalankan atas dasar perintah atasan tanpa ada dasar yang jelas, apalagi kebijakan yang hanya diterapkan pada dua sekolah unggulan, tentu membuat para siswa bertanya-tanya dengan kebijakan yang seakan-akan menjadikan mereka sebagai korban saja.

Jam 5 pagi sejatinya adalah jam persiapan, bukan jam untuk memulai aktivitas belajar, semua elemen pun belum tentu siap.  Hari pun masih gelap, bagaimana bisa proses belajar mengajar dilakukan dengan efektif, belum lagi boros energi karena lampu-lampu di kelas dan lingungan sekolah kudu dinyalakan semua.

Saya sendiri pernah merasakan bagaimana  berangkat ke kampus yang aktivitasnya dipaksa dimulai jam 5 pagi, itupun terjadi di saat masa opspek alias orientasi pengenalan kampus di masa kuliah.  Jam empat pagi harus siap-siap, tanpa sarapan jalan kaki ke kampus, jalanan masih gelap dan sepi, sholat subuh pun terpaksa dilakukan di kampus dengan terburu-buru.  Itu pun kegiatan belum dilakukan karena tak semua panitia hadir di tempat yang masih gelap.  Akhirnya kegiatan juga baru dimulai di saat hari mulai terang.

Kira-kira ilusrasi demikian cukup sekilas menggambarkan bagaiman sekolah yang dipaksakan dimulai di awal hari, di saat pembuat kebijakan masih tak sadar di alam mimpinya dan mungkin tak pernah peduli dengan kerepotan para siswa, orangtua, dan guru yang sudah dipaksa sibuk di pagi yang dingin di saat mereka tidur dengan nyenyak dalam selimut yang hangat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun