Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencari Berita di Sosial Media Alih-Alih di Kanal Berita

7 Januari 2023   13:17 Diperbarui: 7 Januari 2023   13:26 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: albertadoctors.org

Perkembangan penyebaran berita saat ini memang jauh melesat lebih cepat dibanding beberapa tahun silam.  Jika dulu mungkin siaran berita di televisi, saluran radio dan lembaran koran menjadi andalan, sekarang seiring semakin melebarnya jangkauan internet dengan kecepatan yang juga semakin tinggi, kebanyakan orang lebih memilih membaca berita secara online.

Walau akibat peningkatan teknologi tersebut, sekarang beberapa media lama tutup usia.  Beberapa majalah dan koran tak lagi menyediakan versi cetaknya, pelan-pelan semua beralih ke media digital. Hanya beberapa koran dan majalah saja lagi yang mampu bertahan, walau tak tahu sampai kapan.

Media digital memang lebih menguntungkan, relatif cepat dan murah dalam penyebaran berita.  Tinggal klik kanal berita, semua kisah di bumi ini cepat diberitakan secara real time.

Seiring merebaknya sosia media, kabar berita tampaknya menjadi lebih cepat tersebar.  Sosmed yang paling masif menyebarkan berita apa saja secara cepat adalah twitter.   Apalagi hal-hal yang dipandang janggal dan menggelitik otak akan cepat tersebar, cara paling mudah adalah dengan mengecek kolom trending topik.  Apa saja cepat tersebar, semisal kehebohan kebijakan Gubernur Jawa Barat terkait kucuran dana untuk pembangunan masjid.  Atau tentang selebriti yang dipandang negatif oleh netizen karena membawa bayi jalan-jalan ke hutan dan laut tanpa pengamanan yan baik, atau hal remeh temeh seperti persoalan artis yang kurang dikenal masyarakat.

Walaupun tentu saja karena keterbatasan karakter, berita yang disebarkan sangatlah singkat, seringkali dilengkapi link atau tautan menuju kanal berita sebagai sumber utamanya.  Akan tetapi terkait citizen journalism alias jurnalisme warga, platform sosial media tersebut cukup cepat menyebarkan berita terkait bencana, semisal kabar gempa yang biasanya cepat tersebar dengan cepat.

Hal baik lainnya adalah urusan memviralkan sebuah kejadian yang dirasa merugikan khalayak umum, semisal kisah tuduhan pencemaran nama baik atas pencuri coklat di sebuah minimarket, atau berita oknum-oknum yang bertindak tak sesuai prosedur.  Netizen power jadi benar-benar harus diperhitungkan jadinya.  

Kanal berita resmi tentu saja seringkali memberitakan sebuah peristiwa sesuai kode etik jurnalistik dan cenderung rapi dan hati-hati dalam mengungkapkan sebuah masalah di medianya, beda hal dengan ungkapan jujur yang sering diungkapkan netizen di sosial media.  Bisa dibilang dua sumber berita itu pada akhirnya saling melengkapi.  Apalagi terkadang berbagai komentar yang menimpali saling melengkapi fakta-fakta yang kadang tidak diketahui.

Yang jelas kanal berita maupun sosial media, pada akhirnya menjadi sumber kabar yang cukup dapat dipercaya dan cepat pula sampai pada masyarakat, dan tentu saja seiring keterbukaan informasi jaman sekarang, nyaris tak ada lagi yang bisa ditutup-tutupi terkait fenomena peristiwa apapun di masyarakat, hingga akhirnya masyarakat sendiri bisa menjadi kontrol bagi pihak terkait yang masuk ke dalam cerita dan berita di media.

Jadi, sudah tahu berita hari ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun