Kaki sudah mulai menolak untuk mengayuh balik, tapi senja memaksa sudah. Â Memberi jingga di barat, mengingatkan akan jejak pulang..
Sedikit merutuk memang, kala mata menerkam tajam dinding bebatuan yang semakin menganga di antara rerimbunan hijau. Â Tak sabar kah untuk serakah?
Di persimpangan sejenak meluruskan langkah, menghitung-hitung waktu tiba di selasar rumah, ragu memang haruslah musnah.
Lalu pesan dari sekilas darimu, bahwa teruslah melaju, aku akan menunggu' katamu..
Magrib, tubuhku sampai, hujanpun rampai ..
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!