Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketua dan Penguasa di Komunitas Hobi

19 Desember 2022   05:04 Diperbarui: 19 Desember 2022   07:19 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari maxmanroe.com

Nyaris semua hal terkait hobi pasti mempunyai kelompok penggemar atau komunitas atau klub dan apapun nama lainnya.  Komunitas yang terbentuk dari kesaman kegemaran ini tak jarang dibentuk dengan cukup serius sehingga membentuk struktur kepengurusan dan syarat keanggotaan.

Tapi banyak yang tak mengerti makna dari komunitas berbasis hobi, tujuan utamanya tentu saja untuk bersenang-senang, biar hobi tetap tersalurkan dan mendapatkan info terkini terkait event yang akan berlangsung, rencana kegiatan dan tentu saja info jualan barang-barang terkait hobi.  Sekali lagi tujuannya untuk senang-senang.

Masalahnya adalah orang-orang yang kebablasan terlalu serius menganggap komunitas adalah hal yang sakral dan penting, sehingga makin hari banyak persyaratan yang harus dipenuhi hanya untuk menjadi anggota baru, atau syarat untuk berjualan atau malah bentukan struktur komunitas serta kuasa orang-orang yang dianggap menduduki tampuk kepemimpinan.

Akhirnya fondasi alias dasar komunitas yang dasarnya adalah senang-senang malah menjadi ruwet, komunitas menjadi sesuatu yang naif, yang tidak lagi fleksibel, yang harus berdasarkan hitam dan putih, bahkan sampai harus berdasar AD/ART layaknya organisasi formal dan politik yang bertujuan mengubah dunia menjadi lebih apalah itu.

Sampai akhirnya ada titik dimana seseorang merasa lebih berkuasa dari yang lainnya, merasa berhak membuat aturan yang di matanya adalah yang terbaik, yang harus diterapkan demi komunitas yang lebih baik.  Masalahnya adalah standar yang lebih baik itu apa dan bagaimana, kemudian kekuasaan atas sebuah komunitas itu atas dasar apa.  

Kalaupun sampai ada pemilihan seseorang yang diajukan sebagai ketua bukankah harus melibatkan semua anggota di dalamnya, bukan cuma sekelompok kecil orang-orang dengan pemahaman absurd akan arti kelompok pertemanan berasaskan hobi.

Biasanya di kelompok yang murni terbentuk akibat hobi yang sama, justru susah menjadikan seseorang sebagai pemimpin atau ketua, karena sama-sama berada di posisi yang sama, memiliki kegemaran yang sama, memiliki tujuan yang sama yaitu bersenang-senang.   Jika sampai terbentuk suatu struktur yang cukup serius, yang menganggap satu elemen lebih penting dibanding yang lain, bisa dipastikan ada tujuan lain selain menjaga hobi tetap berjalan.

Kalau sudah begitu, tak heran jika nanti banyak yang tak lagi peduli dengan komunitas hobi yang seharusnya juga berasaskan pertemanan, bukan seperti kelompok partai politik yang punya napsu ingin menguasai dunia dengan membenarkan segala cara.

Sekali lagi, dalam sebuah komunitas tak ada satu orang pun yang punya kuasa lebih di antara yang lainnya, semuanya adalah setara, kalaupun ada kata ketua, itu cuma perwakilan atas nama suara yang sama dari semua anggota, yang nantinya bisa berbicara jika ditanya terkait topik yang sama, sama sekali beda dengan hakikat ketua di organisasi lainnya.  

Begitu pula halnya dengan pengurus, sama sekali tak ada bedanya dengan anggota lainnya, tak ada yang lebih hebat dibandingkan yang lainnya, semuanya ada di level yang sama.  Struktur hanyalah papan nama, tak mempunyai arti ketinggian strata apalagi pembedaan kasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun