Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Dosen - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jalan Kaki Itu Aneh Rupanya

3 Desember 2022   06:48 Diperbarui: 3 Desember 2022   07:11 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tutup got di Banjarbaru | dokpri

Kemarin itu, setelah turun dari taksi hijau di pertigaan, masih harus masuk jalan RO Ulin sepanjang kira-kira 1,5 km menuju rumah.  Oh itu RO singkatan dari kalimat berbahasa Belanda yaitu rubber onderneming, mungkin sekitar situ dulu ada perkebunan karet dan memang dulu masih ada sisa sedikit kebun karet sebelum akhirnya dijadikan bangunan.

Di pertigaan lampu merah itu sebenarnya ada tempat mangkal tukang ojek, tapi kebetulan sedang tak ada yang mangkal dan saya juga sedang malas naik motor, inginnya jalan kaki.  Jadi saja dengan masih pakai jaket jins, nenteng helm dan jas hujan memutuskan untuk berjalan menuju rumah ke arah selatan.

Untunglah sore hari itu udara cukup teduh, jadi cukup nyaman untuk berjalan kaki, lagian konturnya cenderung datar kecuali di dekat kantor kecamatan yang agak sedikit menanjak.

Jalan kaki itu selain santai juga lebih bisa mengamati keadaan sekitar, misalnya kantor partai yang masih asri dengan pepohonan di depannya, di seberangnya ada toko kelontong yang tetap bertahan sejak dulu, melewati komplek perumahan lama bernama unik Klauss Reppe, dan jalan-jalan di dalam komplek itu diberi nama kota-kota di seluruh Indonesia.  Paling depan adalah Jalan Surabaya dan Jalan Jakarta, Jalan Bogor agak di dalam.

Di samping komplek tua itu ada kampung pejabat, isinya bukan perumahan pejabat, itu adalah akronim dari Kampung Penjual Jamu Loktabat, memang wilayah itu masuk dalam Kelurahan Loktabat Selatan.  Sering ada kunjungan entah dari mana ke situ, memang isinya para penjual jamu, dan ada juga kafe jualan jamu di dalam kampung yang masuk sebuah gang tersebut.

Lurus lagi melewati minimarket langganan, terus kantor radio amatir, masjid tempat biasa jumatan, di depan masjid kebetulan sedang dibangun pembatas jalan, yang harus melubangi sedikit aspal di bagian tengah.  Sempat ditegur oleh pekerja yang lagi santai, mungkin merasa aneh melihat saya jalan kaki, jaketan sambil nenteng helm.  "Motornya mana, mas?"  Tanya mereka.  "Lagi dibengkel, pak!"  Sahut saya sambil terus berlalu.  Mereka cuma acungin jempol sambil tersenyum. 

ketemu pekerja jalan | dokpri
ketemu pekerja jalan | dokpri

Jarang memang terlihat orang jalan kaki sekarang, apalagi di ruas jalan yang berujung ke jalan by pass, tempat lewatnya truk-truk di lingkar luar kota.

Lalu melewai kantor dinas perumahan, kemudian pasar baru, tempat cuci mobil, kantor veteriner, jembatan yang di bawahnya ada guntung.  Guntung itu adalah lembah kecil yang ada aliran air sungai di tengahnya, untungnya di Banjarbaru ini airnya jernih jadi pas iseng kadang berdiri saja di atas jembatan menengok air yang mengalir di bawah, hiburan sederhana dekat rumah.

Sebelum sampai jembatan ketemu sepupu yang naik motor berlawan arah, bertanya-tanya dengan kode raut mukanya, seperti bertanya kenapa jalan kaki, gitu.  Saya cuma kasih acungan jempol sambil berteriak : "aman!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun