Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Awet Muda ala Warga Jogja

21 November 2022   17:20 Diperbarui: 21 November 2022   20:16 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari id.wikipedia.org

Saat kuliah di Jogja, kebetulan mengontrak rumah tak jauh dari masjid.  Kadangkala ada pengumuman berita lelayu dari masjid,  yaitu berita tentang warga yang baru meninggal dunia.  Pengumuman dalam bahasa Jawa itu seringkali saya simak, terutama terkait usia warga yang wafat.

Beberapa kali mendengar pengumuman tersebut, rata-rata usia warga yang meninggal di atas 80 tahun, sedikit yang wafat di usia sekitar 70 tahunan.  Mbah pemilik kontrakan saya sendiri waktu usianya sudah di atas 80 tahun dan masih suka menyibukkan dirinya dengan ayam-ayam peliharaannya setiap pagi dan petang di halaman rumahnya.

Rupanya sesuai dengan data dari BPS, bahwa provinsi yang paling tinggi angka harapan hidupnya adalah D.I Yogyakarta, dan relatif tidak berubah dalam satu dekade terakhir berdasarkan data tahun 2010.  Bahkan dari perbandingan usia lelaki dan perempuan pun, tetap saja Jogja di peringkat paling tinggi.

data BPS dari goodnewsfromindonesia.id
data BPS dari goodnewsfromindonesia.id

Sepertinya selain faktor kesehatan, panjang umur juga disebabkan pengaruh lingkungan.  Suasana sekitar yang secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi hati dan pikiran.  Secara keseluruhan suasana di Jogja itu nyenengke, di luar masalah klithih yang tidak jelas itu, atau urusan macet di kala akhir pekan.  

Udara di Jogja itu enak dan lega, napas masih terjaga kalau berkeliling ke seluruh sudut provinsi.  Selama di sana saya bersepeda seharian penuh sedari pagi sampai malam nyaris tak terasa lelah.  Letih pasti ada tapi apa ya, napas tetap nyaman.  Berbanding terbalik saat sepedaan di Kalimantan yang cuacanya cenderung panas dan rasanya lapisan udara lebih tipis sesudah di atas jam 10 pagi.  Lebih-lebih sekarang saat hutan sebagai penjaga iklim mikro sudah jauh menyusut usai dibabat habis-habisan saat HPH menjamur di masa orde baru.

Pola hidup juga sangat mempengaruhi, beberapa kawan akrab yang saya kenal, rata-rata hidupnya sederhana sekali, tak peduli mereka termasuk kaya atau biasa-biasa saja kalau diukur dengan jumlah harta.  Rata-rata pula mereka memiliki emosi yang terjaga, 7 tahun tinggal di Jogja belum pernah saya melihat kawan-kawan saya marah-marah, emosi apalagi sampai murka.  Dalam kondisi bagaimanapun kesabaran mereka dalam menghadapi masalah patut diacungi jempol.

Amati saja saat di jalan raya, tidak ada yang membunyikan klakson secara brutal di perempatan, tak ada yang berusaha nyempil dan menyalip paksa saat lampu merah, di jalanan pun semacet apapun tak ada emosi yang diumbar.  Ketenangan ada di pojok kampung sampai jalan raya, lho.  Hal tersebut yang membuat saya betah selama hidup di sana.

Paradoks yang terjadi di sana adalah betapa di daerah yang berdasarkan data tahun 2021 memiliki besaran UMR atau upah minimum regionalnya paling rendah se Indonesia, justru angka harapan hidupnya paling tinggi.  Itu artinya harta dan penghasilan bukanlah segalanya.

Menikmati hidup sebagaimana apa adanya, tidak neko-neko, dan menjaga emosi, sepertinya adalah rahasia warga Jogja terkait panjang umur hidup mereka.  Jadi, kalau ingin membuktikan betapa terasa lambat dan tenangnya alur hidup di Jogja, jauh dari segala ketergesa-gesaan seperti di kota besar.  Coba saja amati kehidupan mereka, minimal seminggu hidup di tengah masyarakat, maka apa yang saya tulis ini pasti akan terbukti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun