Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semakin Lambat Perjalanan, Semakin Banyak yang Bisa Dilihat dan Dinikmati

4 November 2022   18:17 Diperbarui: 4 November 2022   18:30 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret saat jalan kaki di kota Makassar / dok. pribadi

Terkadang suka kepikiran, saat berjalan-jalan ke suatu tempat, bahkan saat dalam perjalanan ke kantor misalnya, bahwa ternyata semakin lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan, berbanding lurus dengan semakin banyak pula yang bisa dilihat dan dinikmati sepanjang perjalanan.  Bahkan akhirnya banyak yang bisa dipikirkan dan akhirnya bisa menjadi bahan tulisan.

Mari diurai dari perjalanan yang relatif cepat, saat di dalam mobil misalnya, seakan-akan berada dalam ruangan tertutup, fokus hanya ke jalan raya di depan, dengan kecepatan rata-rata di atas 50 km/jam tak banyak yang bisa dinikmati selain memikirkan bagaimana caranya bisa cepat sampai tujuan.

Palingan yang dinikmati hanyalah dingin di dalam kabin mobil dan musik yang diputar, interaksi pun terbatas hanya dengan penumpang lain jika ada dan tukang parkir saat bersua.  Tentu saja ini tak berlaku jika menggunakan angkot yang sering ngetem di sana sini dan rajin membunyikan klakson, itu sih seru dan pusing.

Kemudian lebih lambat lagi saat perjalanan menggunakan sepeda motor, yang rata-rata kecepatannya di bawah 50 km/jam.  Fokus masih tetap ke depan, tapi sesekali masih bisa tengok kiri kanan dan merasakan udara sekeliling, lebih menyenangkan saat menghirup udara segar di pagi hari yang masih bebas polusi.  Mata masih bisa mengamati keadaan sekeliling jalan dengan relatif aman.

Tentu keadaan itu tak berlaku saat jantung berdebar,  takut kena tilang  karena surat menyurat tidak lengkap atau hobi ngebut hingga menganggap jalanan bagai sirkuit balap sampai kecepatan ngalah-ngalahin mobil.  Bukannya jalanan bisa dinikmati malah dapat bonus sumpah serapah pengguna jalan lainnya.

Makin lambat lagi coba sesekali naik sepeda, apalagi di saat pagi hari.   Semakin banyak lagi yang bisa dinikmati, seperti udara segar, kegiatan orang-orang yang baru memulai aktifitas lagi, bisa menyapa tetangga dan orang-orang yang sedang berolahraga, sambil sesekali menghindari jalanan yang mungkin berlubang tanpa ada perbaikan.

Kehidupan bisa terlihat lebih jelas, dan detil kiri kanan jalan bisa terlihat nyata.  Bisa tersadar kalao banyak warung-warung makanan enak yang mungkin sering terlewatkan saat naik mobil dan motor, dan ruas jalanan yang bisa dilalui pun beragam, bahkan saat ada portal pun sepeda masih bisa diangkat lalu lewat.

Lebih lambat lagi jika suatu saat bisa berjalan kaki berkeliling kampung, atau menjelajahi kota, seperti yang rutin dilakukan oleh seorang kawan.  Selain makin banyak yang bisa ditemui dan dinikmati, banyak warga yang bisa disapa dan menyapa dengan hangat, bisa menikmati udara segar dengan lebih lama lagi.  Seringkali menemukan hal-hal baru lebih banyak lagi.

Apalagi jalan kaki bisa masuk keluar gang sempit yang tak bisa dilewati dengan kendaraan lain, bisa mengamati perilaku warga di sepanjang jalan, melihat berbagai spesies tumbuhan di pekarangan rumah orang atau menemukan jajanan enak yang tersembunyi di warung-warung pelosok permukiman, menemukan sudut pemandangan yang bagus dan mungkin instragrammable.

Terkadang membayangkan, alangkah menyenangkannya jika banyak petinggi di negeri ini yang suka berjalan dengan lambat berkeliling kampung, agar bisa tahu masalah yang ada di masyarakat secara langsung.  

Kalaupun sulit, bisa mengutus atau menanyakan pada para warga yang hobi berjalan kaki, atau lari atau bersepeda, yang kecepatannya di jalan relatif lambat dan bisa mengakses sudut-sudut yang tak terjangkau kendaraan besar, tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi, apa yang diperlukan, apa yang didambakan, apa yang dirasakan oleh warga, jadinya solusi kebijakan akan bisa lebih tepat sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun