Sebenarnya ini akibat kepagian ke kantor, jadinya memutuskan meneruskan perjalanan menuju pelabuhan, sekitar 2 kilometer dari kantor Kecamatan Aranio. Â Kebetulan lokasinya sama-sama berada di wilayah hutan jadi udara masih terasa nyaman. Â Jalanan pun masih terasa sepi, cuma ada sedikit orang yang beraktivitas di pelabuhan.
Jalan yang berkelok dan menanjak di beberapa titik, menjadi salahsatu destinasi favorit saat sepedaan di akhir pekan, selain itu pemandangan di sepanjang jalan cukup memanjakan mata dan hati.
Pelabuhan yang dimaksud adalah pelabuhan sungai yang berada di bibir desa Tiwingan Lama, sebenarnya lebih pas disebut pelabuhan waduk, karena nyatanya pelabuhan itu melayani penumpang yang ingin bepergian ke seluruh penjuru waduk Riam Kanan, yang di salah satu sudutnya terdapat turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Â PLTA ini untuk memasok listrik di wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah.
Perkampungan penduduk sendiri dulunya berada di dasar waduk, yang kemudian ditenggelamkan pada tahun 1972. Â Akibatnya kampung menjadi terpencar ke sekeliling waduk, beberapa kampung hanya bisa didatangi lewat transportasi air.
Tujuan utama ke pelabuhan tentu saja menuju warung sekitar pelabuhan yang biasanya menyediakan menu spesial, yaitu daging menjangan atau daging rusa sambar (Rusa unicolor). Â Tetapi kali ini rupanya belum beruntung, daging rusa yang empuk yang biasanya menjadi lauk dalam nasi bungkus rupanya sedang tidak tersedia. Â Jadinya memilih menu yang ada saja, karena ayam sudah biasa maka kali ini mencoba ikan Toman (Channa micropeltes) saja. Â Menu toman kari sepertinya menarik untuk sarapan.
Ternyata bumbunya enak, manis dan gurihnya pas, porsinya pun pas untuk sarapan, tak kurang pun tak berlebih. Â Ditambah dengan segelas teh tawar hangat, rasanya makin nikmat.
Setelah dirasa cukup kenyang, memutuskan untuk balik ke kantor, makan di pelabuhan relatif tenang karena termasuk daerah susah sinyal, jadi tak ada notifikasi sama sekali masuk ke hape. Â Sepanjang jalan ke kantor jalan masih saja sepi, nyaris tak ada berpapasan dengan kendaraan bermotor.
Jadi begitulah, sementara orang lain pusing saat menuju kantor untuk bekerja, saya malah sempat-sempatnya berburu sarapan dan pemandangan bagus sebelum memulai aktifitas. Â Untung sesampai kantor di waktu yang tepat, karena ternyata tak lama kemudian rekan dari dinas lain datang untuk kordinasi masalah pekerjaan.
Demikianlah cerita perjalanan pagi tadi yang tenang dan menyenangkan, semoga demikian pula di sana ya. Â Tapi ini sehabis menuliskan cerita perjalanan tadi pagi kok lapar lagi ya, masa harus ke pelabuhan lagi? Duh.