Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Dosen - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan Bersepeda Jogja - Cemoro Sewu

8 Oktober 2022   05:38 Diperbarui: 8 Oktober 2022   15:25 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sesaat setelah dari Tawangmangu

Karena sudah memasuki akhir pekan, maka baiknya bernostalgia saja, tentang perjalanan bersepeda terjauh yang pernah saya lakukan di tahun 2017.  Sebenarnya niat itu sudah saya canangkan dalam hati, bahkan jauh hari sebelum batas akhir studi saya di Jogja berakhir, hingga saat itu pun tiba. Akhir april lima tahun yang lalu.  Ini adalah bagian dari catatan perjalanan bersepeda dari Jogja ke Surabaya.

Sesaat setelah keluarga beranjak pulang seusai ujian terbuka, saya menyiapkan perjalanan yang sebenarnya tak begitu panjang. Jogja-Surabaya di peta cuma 300km lebih, dan sesuai rencana, melewati jalur Cemoro Sewu. 

Rencana awal, perjalanan akan dibagi dalam 4 hari, sekuatnya saja di jalan, maklum saya termasuk aliran ngepit sak tekane wae, sepedaan sesampainya, semampunya, sekuatnya.  Ditemani oleh seorang sahabat pesepeda yang bersedia menemani sampai Cemoro Sewu saja. Tak mau dibujuk untuk lanjut menemani sampai Surabaya.

Pagi itu, perjalanan kami berdua dilepas oleh seorang kawan sampai gerbang Prambanan. Saya dengan sepeda Federal Rivera Terrain hitam dan sahabat saya mas Radith dengan sepeda A Pro merah memantapkan niat ke arah timur.

Perjalanan cukup lancar karena  jalanan rute awal relatif datar saja Mampir sebentar di Solo untuk sarapan, kemudian menuju arah Karanganyar, pelan-pelan sampai akhirnya nyaris tengah malam tiba juga di terminal Tawangmangu, setelah pas magrib jalanan diguyur hujan deras hingga harus berteduh di Karangpandan.

kehujanan di Karangpandan
kehujanan di Karangpandan

Malam itu akhirnya diputuskan untuk istirahat di masjid depan terminal, setelah menuntaskan makan malam.  Masjidnya bersih dan sangat nyaman untuk menginap, kami menginap di teras masjid bagian belakang.

Memasuki hari kedua, pagi-pagi sehabis subuh, sepasang sepeda kembali dikayuh, lewat jalan baru menuju Cemorosewu. Sekitar beberapa kilometer setelah cabang pertigaan itu, sepeda federal yang dikasih pannier darurat dari daypack & slingbag  itu istirahat sejenak. Menunaikan ibadah foto, objek fotonya tentu saja sepeda. Hasilnya adalah pemandangan epik di atas itu.

Perjalanan menuju Cemorosewu ini adalah perjalanan bersepeda paling berat yang pernah saya alami, Cemoro Sewu sendiri adalah nama sebuah dusun dimana terdapat gerbang pendakian menuju Gunung Lawu.  Menuju titik itulah bagian yang paling melelahkan, karena di sinilah adanya titik jalan raya tertinggi di pulau Jawa, yaitu setinggi  1.921 mdpl. 

Sempat tertinggal jauh oleh kawan saya, entah berapa kilometer, yang jelas kayuhan sepeda tertahan beberapa kilometer menjelang Cemoro Kandang.  Berat sekali rasanya, sampai-sampai pedal tak lagi bisa dikayuh, sementara untuk didorong pun tak bergeming.  Sampai akhirnya putus asa dan memutuskan untuk mampir di sebuah warung pinggir jalan, sambil memikirkan cara untuk meneruskan perjalanan.

Sejam berlalu, akhirnya saya coba untuk menyandang ransel yang terpasang di rak belakang, baru dengan cara mengurangi beban begitu akhirnya sepeda bisa didorong pelan-pelan hingga akhirnya sampai Cemoro Kandang dan bisa dikayuh lagi.  Dari titik Cemoro Kandang sampai ke Cemoro Sewu ternyata cuma sekitar 800 meter saja, di mana kawan saya sudah menunggu di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun