Mohon tunggu...
Dian Alifirdaus
Dian Alifirdaus Mohon Tunggu... Petani - Penulis Pembaca dan Pendengar

Tidak semua yang mengkilap itu emas atau berlian.Tak penting bagaimana bangkainya, namun lihatlah! Apakah ada yang istimewah dalam hatinya💕 Instagram @dian_alifirdaus 💕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop Bullying

20 Januari 2020   12:31 Diperbarui: 20 Januari 2020   13:16 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bullying adalah sesuatu perbuatan yang dilakukan seseorang terhadap seseorang yang di angapnya lemah baik dengan kekerasan atau verbal. Jujur dewasa ini kasus-kasus yang beredar di portal lini massa menampilkan sisi kelam korban bullying yang tidak punya pertahanan hati yang kuat. 

Contoh berita yang masih hangat,  siswi SMPN 147 Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur berinisial SN (14) tewas setelah melakukan percobaan bunuh diri di sekolahnya, Selasa, 14 Januari 2020. SN diduga menjadi korban perundungan oleh teman-temannya.

Dan sebagai korban bullying juga saya saat membaca berita tersebut ngelus dada. Berkecamuk semua emosi kenapa makin hari makin kejam saja para pembully tersebut. Saya masih ingat waktu duduk di bangku SMP juga dibully melalui kata-kata. Namun saya mencoba membalikan kata-kata bullyab itu dan anehnya pembully tersebut yang tambah emosi.

Bully bersifat verbal juga impactnya tak kala mengerikan, sebut saja misalnya salah satu selebritas Korea bernama Sully, beliau mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tidak tahu lagi cara menghadapi bully-an tersebut. Dan orang-orang yang sok kuat akan bilang, baru dibully begitu saja sudah nangis, cengeng dan bla bla. 

Haruslah kita memahami tidak semua manusia itu sama punya kapasitas kekuatan mental, pertahanan hati yang kuat ...Tiap orang berbeda-beda. Bunuh diri memang tidaklah dibenarkan untuk menjadi solusi menghadapi bully-an. Sepatutnyalah kita sebagai manusia saling mengingatkan satu sama lain  untuk tidak membully orang tidak bersalah. 

Dan yang terpenting buat orang tua yang memiliki anak yang masih bersekolah. Ajaklah bercerita kejadian apa yang terjadi disekolah. Tidak seperti yang penulis yang sedang menulis ini , saya tidak pernah menceritakan rasa sakit dari bully-an yang saya terima. Karena Saya type orang introvert jadi masalah bully-an saya simpan sendiri.

Semoga yang jadi korban bully bisa kuat ya. Semoga ada tempat bercerita dari beban psikologis yang kalian terima. Semoga , semoga dan semoga masih ada kekuatan dihati para korban yang di bully.

Dan buat para orang tua, guru dan sekolah juga ikut andil untuk turut concern terhadap masalah bullying.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun