Mohon tunggu...
Rahma Desti Ayu
Rahma Desti Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin,

Bismillahirrahmanirrahim Instagram aku rahmadestiayu4 dan Twitter rahmadestiayu1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerdas Berperilaku di Tengah Pandemi, Menangkan Dua Perang Sekaligus

8 April 2020   23:27 Diperbarui: 8 April 2020   23:27 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makroprudensial Aman Terjaga, Cerdas Berperilaku Dan Stabilitas Sistem Keuangan

Seiring dengan pandemi corona yang terus meningkat berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan. Bidang kehidupan yang sangat dipengaruhi oleh kasus ini yaitu di bidang ekonomi. Besarnya dampak terkait penyebaran virus corona baik secara global maupun perkembangan di Indonesia mempengaruhi kinerja sektor keuangan domestik, khususnya di pasar keuangan, perdagangan, investasi dan pariwisata.

Berdasarkan sumber dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak awal maret 2020 sampai dengan 24 Maret 2020, investor nonresiden tercatat keluar  dari pasar saham atau sering disebut pembalikan modal (capital outflow) yang jumlahnya mencapai Rp 167,9 triliun dengan kondisi tersebut pasar saham menjadi melemah, pelemahan ini disebabkan pada kekhawatiran para investor terhadap virus corona yang akan berdampak pada kinerja  emiten di Indonesia. Hal ini juga berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah didorong oleh kepanikan global karena virus ini.

Virus corona juga berdampak pada sektor pariwisata. Diketahui bahwa telah ada anjuran karantina wilayah yang mengharuskan kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah dan meminimalisir beraktivitas di luar rumah jika tidak terlalu penting, tidak hanya itu dilakukan juga pembatasan untuk warga negara asing ataupun warga negara Indonesia untuk masuk atau keluar Indonesia, hal ini dilakukan untuk memutus penyebaran virus corona. Karena kebijakan tersebut sehingga sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel,restoran maupun usaha lainnya menjadi sepi oleh wisatawan asing yang menjadi konsumen di Indonesia. 

Berdasarkan data Badan  Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2,07 juta orang pada tahun 2019 mencakup 12,8 % wisatawan asing sepanjang 2019, sedangkan diketahui bahwa awal  mula ditemukannya virus ini berasal dari China, dan telah diberlakukan pembatasan WNA untuk masuk ke Indonesia sehingga akan mempengaruhi pendapatan negara di sektor pariwisata.

Dampak yang meluas juga dirasakan oleh masyarakat yang pekerjaan utamanya berada diluar rumah, tentunya akan menimbulkan rasa cemas dengan cara apa yang dapat mereka lakukan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.  

Contohnya saja ojek online atau akrab disebut tukang ojol yang profesinya mengharuskan untuk berada diluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain agar memperoleh penghasilan, dengan diterapkannya karantina wilayah ini sehingga memutus pundi penghasil si tukang ojol, tidak hanya itu bagi tukang ojol yang memiliki tanggungan seperti anak istri, cicilan motor dan sebagainya pasti merasa sangat kebingungan. 

Tidak hanya itu bagi pekerja atau karyawan-karyawan yang diperusahaan juga telah banyak di lakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) , karyawan yang telah dirumahkan sementara waktu yang otomatis mereka juga tidak memiliki penghasilan. 

Kondisi ini tentunya menuntut pemerintah untuk turun tangan menangani situasi ini agar bisa membantu meringankan ekonomi masyarakat menengah kebawah. Hal itu pastinya berdampak lagi terhadap keuangan negara, disinilah dibutuhkan kebijakan pemerintah secara cerdas untuk memenangkan dua perang sekaligus yaitu  perang melawan penyebaran virus corona dan juga perang melawan kestabilan perekonomian negara.

Adapun strategi yang dapat dilakukan guna menekan dampak negatif dari pandemi ini  yaitu tetap menjaga agar stabilitas keuangan stabil dengan tidak melakukan penarikan uang, simpanan atau sejenisnya secara berlebihan karena jika hal ini terjadi maka akan berdampak negatif bagi keuangan negara, sehingga bank akan kekurangan uang yang berimbas sulit berinvestasi keluar.

Selanjutnya jangan melakukan kegiatan penumpukan kebutuhan rumah tangga yang berlebihan dengan motif menerapkan kepatuhan untuk social distancing , hal tersebut dapat menyebabkan kelangkaan bahan makanan ataupun kebutuhan lainnya sehingga akan ada orang yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya, jangan sampai kita menjadi orang yang alasannya menghindari penyebaran virus corona malah membuat seseorang di luar sana kesulitan karena perilaku kita. Untuk menghindari hal tersebut tidak terjadi sebaiknya melakukan pembelian bahan makanan sesuai kebutuhan saja , misalnya pemenuhan kebutuhan untuk satu minggu kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun