Mohon tunggu...
Restu Bumi
Restu Bumi Mohon Tunggu... -

Merah Putih Harga Mati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

LPG 12 kg Naik, Kemana Dahlan?

3 Januari 2014   14:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:12 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam beberapa hari terakhir, publik diramaikan oleh rencana PT Pertamina yang menaikkan harga Liqued Petroluem Gas (LPG) 12 kg per 1 Januari 2014. Menurut Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, kenaikan ini merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina.

PT Pertamina (Persero) sendiri memutuskan untuk menaikkan harga Elpiji non subsidi kemasan 12 kilo gram (kg) disebabkan oleh tingginya harga pokok (LPG) di pasar dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan semakin besar.

Seperti yang diketahui, kerugian PT. Pertamina sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 5,7 triliun. Kerugian tersebut timbul sebagai akibat dari harga jual Elpiji non subsidi 12 kg yang masih jauh di bawah harga pokok perolehan.

Keputusan ini merupakan tindak lanjut atas rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan RI dalam laporan hasil pemeriksaan pada bulan Februari 2013, di mana Pertamina menanggung kerugian atas bisnis Elpiji non subsidi selama tahun 2011 sampai dengan Oktober 2012 sebesar Rp7,73 triliun, yang hal itu dapat dianggap menyebabkan kerugian negara.

Untuk menekan kerugian, kenaikan yang dilakukan saat ini diharapkan bisa mengurangi kerugian PT Pertamina hingga Rp 1,1 triliun. Pertamina terakhir kali menaikkan harga LPG 12 kg pada Oktober 2009 sebesar Rp 100 per kg.

Sejatinya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan tidak ada kenaikan terhadap LPG 12 kg. Saatnya belum tepat, mengingat kondisi ekonomi saat ini masih kurang kondusif.

Akan tetapi, yang mengherankan, kenapa yang menanggapi persoalan ini kenapa Menko Perekonomian? Kemanakah Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yang semestinya menjadi pioneer terdepan untuk menyosialisasikan kenaikan ini?

Menariknya, Menteri BUMN ini malah melempar tanggung jawab langsung ke Pertamina. Padahal, dalam RUPS, ia yang memberikan persetujuan dalam kenaikan ini.

Ketika ditanya tentang kenaiakan LPG, menteri yang juga bos media massa besar nasional ini malah menjawab yang tak seharusnya.

"Itu terserah lah, itu keputusan manajemen, saya enggak mau komentar," kata Dahlan saat dikonfirmasi masalah ini.

Yang makin membuat kita makin aneh, ia malah melemparkan isu ini balik lagi ke PT. Pertamina. "Kalian tanyakan saja ke manajemennya, kalau mereka sudah tidak mau jawab, baru saya akan jawab," katanya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun