Muna merupakan salah satu kota tertua di jazirah Sulawesi Tenggara, daerah ini merupakan daerah yang unik, dengan segala keanekaragaman sifat dari penduduknya yang murah senyum dan tidak jarang antara warga yang satu dengan yang lainnya saling mengenal karena memang kota ini bisa dikatakan sebagian besar penduduk mempunyai hubungan keluarga antara masayarakat yang satu dan yang lainnya.
Sumber daya manusia masayarakat muna sangat luar biasa, boleh dikata segala macam jabatan penting di provinsi sulawesi tenggara  pernah di duduki bahkan saat ini masih diemban warga asli pulau ini.Â
Gubernur pernah, bahkan hal yang lebih luar biasanya lagi salah satu universitas negeri terbaik di negeri ini lebih tepatnya Universitas Haluoleo saat ini di pimpin oleh warga Asli pulau Muna,tidak perlu penjelasan ataupun statement yang perlu ditambah ataupun di kurangi hal ini adalah prestasi yang sangat luar biasa, bahkan dalam tulisan ini saya tidak perlu menulis nama beliau karena  boleh di kata 85% penduduk pulau ini mengenal beliau.
Sumber daya manusia pulau ini sungguh melimpah,namun ada satu yang menjadi fokus dari tulisan ini ketika kabupaten Muna menyelenggarakan hajatan politiknya  yaitu pelaksanaan  Pilkada di tahun ini lebih tepatnya lagi di tanggal 9 Desember 2020 nanti maka daerah ini menjadi hangat sudah menjadi tradisi di suatu daerah ketika mendekati pilkada maka sebagian besar masayarakat berubah menjadi Pepol (Pengamat politik).
Dalam skala nasional pun kabupaten muna terkenal karena merupakan daerah yang menciptakan PSU sebanyak dua kali pada tahun 2015 yang lalu, setiap pilkada di daerah ini adalah komoditi yang menarik para bakal calon kepala daerah  berlomba menarik simpati masayarakat. Begitu seksinya daerah ini hingga menciptakan hal-hal yang menimbulkan gairah yang lebih dari masayarakat dalam menyongsong Pilkada tahun ini.
Pada dasarnya pilkada adalah pesta rakyat hajatan yang telah dinanti-nantikan oleh masayarakat, mengingat kembali tahun 2015 yang lalu daerah ini begitu hangat sampai-sampai menciptakan PSU sebanyak dua kali, segalanya terkuras bukan saja materi, cinta dan air mata pun harus dikorbankan.
Melihat realita yang ada kenapa pilkada muna begitu menarik sebagai penulis ada beberapa kesimpulan yang begitu mendasar namun ada satu yang menjadi fokus kenapa pilkada kabupaten muna begitu menarik yaitu karena banyaknya orang-orang cerdas,mereka yang mempunyai jiwa membangun berlomba-lomba ingin mengabdikan jiwa dan raganya kepada daerah tercinta ini.Â
Para kandidat seolah seperti anak-anak berebut ingin mengasuh ibunya yang telah menua untuk mendapatkan tiket ke surga karena pengabdian kepada seorang ibu adalah cinta yang sempurna.
Semoga kedamaian,ketentraman bersama daerah ini dalam perhelatan pilkada di penghujung tahun nanti, begitu cintanya para kandidat kepada daerah sebagai pemilih kita masayarakat sudah semestinya menunjukkan juga rasa cinta yang sama, sebagai penghasil SDM terbaik di pulau sulawesi kita pun juga harus membuktikan bahwa kita semua adalah pecinta yang ihklas yang tentunya tidak saja siap menerima kemenangan tetapi kita pun juga harus siap menerima kekalahan, seandainya pilkada sama dengan permainan catur mungkin kita akan memilih remis agar tidak ada luka dan air mata diantara kita.
