Mohon tunggu...
Raymond Gandi
Raymond Gandi Mohon Tunggu... -

Lahir di Klaten, 30 Juni 1995 Jawa Tengah. Baru saja menamatkan sekolah menengah atasnya. Menulis puisi dan esai.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Parau

6 Juni 2013   22:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: Von

Ah, perahu kayumu karam,

ombak menyapu pekarangan

karang cadas terkikis air matamu,

yang menggulung langit dan dinding

langit senja di tanah merah

tuai pasir pantai dan di semenanjung

sekam-sekam pedih kaujunjung.

Disesak gamang yang tak mau hilang

jejak langkah kakimu, tersundut waktu

angin barat berlabuh di pori-pori

duri keras kepalamu masih saja menusuk

tinggal diam dan membusuk.

Kering gurun dan sabana

pohon-pohon aksara, miskin kata

sebab kau enggan makan buah

doa, yang tumbuh di semak batin.

Sebab hanya keinginan semu

yang hidup di dasar jiwamu.

Bila sakit dan miskin tawa

sanggup menghidupi tabahmu,

aku rela malu—terjangkit luka,

sakit memaknai bahagia.

2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun