: Von
Ah, perahu kayumu karam,
ombak menyapu pekarangan
karang cadas terkikis air matamu,
yang menggulung langit dan dinding
langit senja di tanah merah
tuai pasir pantai dan di semenanjung
sekam-sekam pedih kaujunjung.
Disesak gamang yang tak mau hilang
jejak langkah kakimu, tersundut waktu
angin barat berlabuh di pori-pori
duri keras kepalamu masih saja menusuk
tinggal diam dan membusuk.
Kering gurun dan sabana
pohon-pohon aksara, miskin kata
sebab kau enggan makan buah
doa, yang tumbuh di semak batin.
Sebab hanya keinginan semu
yang hidup di dasar jiwamu.
Bila sakit dan miskin tawa
sanggup menghidupi tabahmu,
aku rela malu—terjangkit luka,
sakit memaknai bahagia.
2013