Mohon tunggu...
Rayi Angger
Rayi Angger Mohon Tunggu... Penulis - Halo

mengabadikan momen itu, asik!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa-masa Jurnalistik

24 September 2018   23:40 Diperbarui: 25 September 2018   00:12 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Philip Strong on Unsplash: https://unsplash.com

Jurnalistik secara umum memberlakukan cara berupa pengumpulan berita, pelaporan berita, lalu menyebarkan berita pada khalayak. Namun, jurnalistik harus terus berubah pendekatannya seiring dengan berkembangnya teknologi. Batas-batas jurnalistik saat ini sudah mulai ditembus oleh dunia internet yang sangat luas dan bebas. Dunia jurnalistik dewasa ini tidak hanya memproduksi teks, tapi dituntut untuk memanfaatkan multimedia yakni audio, video, ataupun cara interaktif lainnya.

Menurut presentasi dari future journalism, terdapat tiga perbedaan masa jurnalistik yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Setiap masa memiliki gaya yang berbeda dalam mengemas berita yang didistribusikan pada khalayak.

  • Jurnalisme Masa Lalu: Jurnalisme masa lalu menerapkan teori The Hypodermic Needle Theory, yakni khalayak sifatnya pasif serta menerima dan mempercayai pesan yang berusaha dihantar oleh media massa. Dahulu medium yang digunakan untuk menyebarkan berita hanya basis analog semacam surat kabar, televisi, ataupun radio.

Pada jurnalisme masa lalu terdapat dua teknik mengemas berita yang digandrungi oleh para wartawan, yakni:

  1. Jurnalisme Investigasi: Kegiatan jurnalisme yang mencari, menemukan, membuktikan, menyampaikan pelanggaran, kesalahan, kejahatan, serta kecurangan yang merugikan kepentingan umum yang disembunyikan pihak tertentu. Gaya penulisannya kritis, serta berusaha menguak fakta dan terkesan tidak takut dengan pihak manapun.
  2. Jurnalisme Kuning: Merupakan surat kabar yang berisi sensasi, rumor, serta hal-hal yang tidak berkaitan dengan upaya pencerdasan manusia. Media yang menggunakan jurnalisme kuning dianggap tidak memperlakukan berita secara profesional dan etis. Gaya penulisannya dengan opini bias yang menggunakan topeng fakta objektif.
  • Jurnalisme Masa Sekarang

Tuntutan teknologi mendekas jurnalisme untuk terus berkembang, interaktifitas terhadap khalayak menjadi selling point yang diutamakan. Berbeda dengan jurnalisme masa lalu dengan khalayak yang pasif, jurnalisme masa sekarang dapat memberikan komentar sekaligus menjadi "watch dog", tetapi juga dapat menjadi pembuat konten berita.

Jurnalisme di masa sekarang memiliki istilah citizen journalism yang berarti kegiatan mengirimkan berita oleh khalayak tanpa latar belakang jurnalistik. Dengan perubahan sifat khalayak ini, terdapat setidaknya empat cara mengemas berita menurut presentasi future journalism, yakni:

  1. Jurnalisme Opini
  2. Jurnalisme Kolaboratif
  3. Jurnalisme Sindikat
  4. Jurnalisme "Lapdog"

https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/the-future-of-journalism-2017.ppt
https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/the-future-of-journalism-2017.ppt
Jurnalisme Masa Depan

Proyeksi masa depan sudah dapat diperkirakan dengan era internet yang merubah wajah media menjadi serba digital. Setelah era internet, diperkirakan jurnalisme masa depan akan condong pada age of personalization yang berarti tiap individu memiliki otoritas jurnalistik. Tingkat kepentingan dan relevansi dari sebuah berita akan determined by the people, bukan lagi tugas media.

Menurut presentasifuture journalism, cara pengemasan berita di masa depan akan semakin unik. Mengingat kini semua orang dapat berperan sebagai produsen sekaligus konsumen berita, cara tersebut yakni:

  1. Jurnalisme Kuratif: Cara yang dilakukan dengan mengumpulkan berita dari sumber lain, mengolahnya, lalu menempatkanya di tempat tertentu. Hal ini bertujuan untuk memudahkan spesifikasi konten yang akan disuguhkan pada khalayak.
  2. JurnalismeHyperlocal: Jurnalisme jenis ini akan menghasilkan berita tentang peristiwa yang terjadi di suatu daerah dan ditujukkan kepada komunitas dan masyarakat pada daerah tersebut.

Kencenderungan untuk bergerak cepat dan efektif dipengaruhi oleh teknologi yang terus melakukan perubahan menjadi lebih baik. Perubahan juga perlu dilakukan oleh jurnalistik karena manusia tetap memiliki kebutuhan untuk mengetahui hal apa yang sedang terjadi. Cara mengemas berita pun akan terus berubah, jurnalisme investigasi mungkin tidak akan relevan lagi di masa depan karena tidak sesuai dengan sifat jurnalisme yang terjadi saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ariie, F. (2013). Jurnalisme Investigasi. Diakses dari Definisi: https://fahriariie.wordpress.com/2013/04/05/apa-itu-jurnalisme-investigasi/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun