Mohon tunggu...
Rayan Mohammed Saka
Rayan Mohammed Saka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak Indonesia Tangguh

Teruslah berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keadaan Usaha Mikro di Masa Pandemi

9 September 2021   21:03 Diperbarui: 9 September 2021   21:08 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan pada sektor perekonomian di Indonesia dengan berbagai macam rintangan yang tak pernah kita duga-duga sebelumnya. Hingga saat ini, hamper di seluruh penjuru tanah air terdapat ratusan bahkan jutaan yang terjangkit covid-19 sejak kasus pertama pada bulan Maret 2020.

Namun, upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi covid-19 ini telah berdampak pada kegiatan perekonomian masyarakat khususnya dibidang ekonomi mikro. Hal tersebut memicu tingkat kemiskinan dan pengangguran yang kembali meningkat hari demi hari di Indonesia.

Dampak yang paling terasa selain daripada sakit dan kematian adalah sector ekonomi, dari sisi ekonomi jelas berdampak sangat keras bagi perekonomian mikro. Tak sedikit dari pemiik usaha mikro gulung tikar seperti pengusaha/pedagang kecil dan retail termasuk pasar tradisional dan warung-warung kecil yang mengndalkan kedatangan pelanggan, dampak ini dirasakan paling banyak yagn mengalami kebangkrutan, walau ada juga perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan dan memberhentikan pegawainya, namun dampak yang sangat berat dirasakan langsung adalah pengusaha mikro.

Pemerintah pun melakukan berbagai macam upaya dalam membantu masyarakat. Seperti adanya bantuan dana hibah, banyak pelaku usaha mikro yang berharap mendapatkan dana bantuan tersebut untuk menambah modal usahanya dan memutar kembali barang dagangan mereka yang sebelumnya telah mengalami gulung tikar. Namun masih banyak para pelaku usaha mikro yang belum mendapatkan dana bantuan tersebut dikarenakan kurang merata dan banyaknya para pelaku usaha  mikro di berbagai daerah yang terdampak pandemi covid-19.

Kesimpulannya, Pandemi Covid-19 telah banyak sekali berdampak ke semua lini kehidupan kita,tidak hanya pada perekonomian tetapi sector lainnya pun terkena dampak, penurunan tingkat perekonomian di Indonesia baik pusat maupun daerah. Di sisi lain, pandemic ini juga sangat berdampak pada pelaku usaha mikro. Selanjutnya adalah terkait kebijakan pemerintah yang melakukan program PPKM (Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat) yang sangat merugikan para pelaku usaha mikro.

Di Kabupaten Malang, Banyak sekali usaha mikro yagn dipaksa untuk gulung tikar karena pandemi ini. Tak lepas dar dampak pandemi covid, karena di era ini para pelaku usaha mikro harus menata ulang strategi pemasaran agar terhindar dari dampak pandemi covid-19. Dengan adanya teknologi yang telah disediakan saat ini kita bisa mengakses segala macam hanya dengan menggunakan jari kita.

Di Kabupaten Malang tepatnya di wilayah Singosari terdapat usaha mikro yang dinamakan Toko Hartajaya. Usaha ini sudah berdiri sebelum adanya pandemi covid-19. Pada tahun 2020, toko ini terdampak oleh pandemi covid-19 dimana toko ini dipaksa memilih antara 2 pilihan gulung tikar atau terus berjuang, lantaran anjuran pemerintah untuk menjaga jarak dan mengurangi aktivitas diuar rumah untuk mengurangi resiko penyebaran virus covid-19 yang artinya penghasilan yang dihasilkan dari penjualan toko ini telah menurun. Masayrakat pun berpindah ke situs jual beli online yang lebih mudah dan lebih aman tentunnya bagi mereka.

Pada hari ini, Kamis tanggal 9 bulan September 2021, saya berkesempatan berbincang -- bincang dengan narasumber yang bernama Pak Sucipto sebagai pemilik dari toko Hartajaya. Setelah saya berbincang -- bincang dengan pak Sucipto , banyak informasi yang saya dapat mengenai bagaimana situasi dan kondisi toko hartajaya saat terdampak oleh keadaan seperti pandemic, toko ini berdiri sebenarnya hanya untuk mengisi kekosongan dan untuk mendapatkan penghasilan tambahan . Sedangkan target penjualan penjualan pada awal perencanaan saat itu ditujukan kepada masyarakat sekitar yang ingin mencari sembako tanpa harus bepergian ke supermarket untuk membelinya. Sebelum adanya pandemic warung tersebut ramai dikunjungi masyarakat tiap harinya dikarenakan menyediakan sembako, namun setelah datangnya pandemi covid-19 warung kian sepi dan tak ramai, bahkan terkadang tidak ada sama sekali yang datang untuk membeli. Masyarakat sekitar berpindah dari toko offline ke toko online dikarenakan lebih mudah dan aman pastinya.

Sebegitu parahkan dampak pandemic covid-19 bagi pelaku usaha mikro?, Bagaimana sikap pemilik toko dalam menghadapi kondisi yang seperti ini?, pemilik toko hanya bisa bersabar dan terus berusaha mengendalikan toko miliknya Sebenarnya masalah yang dialami oleh pemilik toko saat ini juga adalah penghasilan yang menurun dan keadaan peraturan pemerintah yang menganjurkan agar meminimalisir orang-orang untuk saling berinteraksi satu sama lain semenjak adanya covid-19, apalagi diberlakukannya ppkm secara bertahap yang kian menurunnya penghasilan toko.

Saat ini pelaku usaha mikro dipaksa untuk ber-inovasi untuk mempertahankan usaha mereka, mencari ide bagaimana agar toko mereka kembali seperti semula, apalagi adanya razia yang diadakan oleh pemerintah setempat. Akhirnya mau tak mau toko harus mengalami penurunan omset dan hamper ingin gulung tikar. Namun pemilik toko ini tetap mempertahankan usahanya walaupun datang banyaknya cobaan karena jalan untuk mencapai kesuksesan tidaklah mudah, perlu banyak perjuangan dan pengorbanan.

Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun