Mohon tunggu...
Indira Ravly R.
Indira Ravly R. Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Universitas Muhammadiyah Malang

Dulce et decorum est pro religione et patria mori

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketuhanan dan Keberadaannya Menurut Ar-Razi dan Thomas Aquinas

24 Januari 2022   00:11 Diperbarui: 24 Januari 2022   08:17 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keindahan alam ini tidak terjadi begitu saja seperti halnya bunga yang warna warni bermekaran, membentangnya samudera yang begitu luas, pergantian siang dan malam, serta terbentuknya alam semesta ini. Semua yang ada didunia ini seperti bentuk, Gerakan dan lainnya tidak terbentuk begitu saja. Ada sesuatu dibalik semua ini, seperti ada yang mengatur segala kebutuhan manusia di bumi ini. Manusia dapat melakukan sesuatu seperti berbicara, bergerak, berpikir, tentu karena adanya sesuatu yang bisa membuat manusia seperti itu. 

Sesuatu yang tiada permulaan dan tiada akhir dan mengatur segala sesuatu yangada di alam semesta ini ialah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam artikel kali ini, sangat penting untuk mengetahui bagaimana eksistensi Tuhan Semesta Alam yang tentunya tidak dilihat secara wujud yang sebagai mana peran ilmu pengetahuan dalam memahami sesuatu diperlukan wujud yang tampak (observasi). Berikut adalah konsep ketuhanan menurut Ar-Razi dan Thomas Aquinas.

Abu Muhammad bin Zakariya Ar-Razi atau di dunia barat dikenal dengan sebutan Rhazes. Pandangan filsafat yang terkenal darinya ialah Filsafat lima kekal yang didalamnya meliputi : Tuhan, jiwa universal, materi pertama, dan zaman absolut. Kelima hal tersebut dapat dipahami oleh logika kita pada masa kini. Benda alam itu pasti tersusun dari Materi Pertama dan juga membutuhkan ruang. Karena itu ruang harus ada, dan ruang dari segala materi disebut sebagai Ruang Absolut. Materi atau alam benda terkena hukum perubahan. Perubahan ini kelak dikatakan oleh manusia sebagai masa. 

Zaman terus bergerak dari masa lalu menuju masa depan yang tiada akhir yang disebut dengan Zaman Absolut. Dalam alam ini terlihat adanya benda-benda yang hidup, dan karenanya keberadaan jiwa-jiwa ini berasal dari Jiwa Universal. 

Untuk mewujudkan ketertiban alam mestilah membutuhkan Dzat Yang Maha Bijaksana dan Maha Tahu yakni Tuhan. Dari kelima kekal tersebut hanya Tuhan dan Jiwa lah yang selalu aktif, adapun materi berada dalam suasana pasif, sedangkan ruang dan zaman tidak mengalami kedua-duanya.

Ajaran Thomas Aquinas yang dikenal dengan sebutan Essentia dan Exentia ini. Essentia mengajarkan hakikat Tuhan, sedangkan esentia mengajarkan keberadaan Tuhan. Menurut filsafat ini, Tuhan adalah sempurna keberadaannya dan tidak berkembang.Dalam ajaran ini, essensi dan esketia tentang Tuhan adalah ada dan satu.Filsafat ini membedakan Tuhan dengan makhluk ciptaan-Nya, dimana Tuhan ada satu, sedangkan makluknya tidak bersifat satu. 

Menurut Thomas, Allah (Tuhan) merupakan aktus paling umum yang disebut dengan actus purus(aktus murni), dimana Tuhan dinyatakan nyata adanya dan bersifat tunggal (Esa). Dalam kosmologi, Thomas Aquinas berpendapat bahwa manusia dapat mengenali Tuhannya. Thomas menyampaikan adanya lima bukti keberadaan Tuhan yakni:

  1. Menurut Thomas apa yang bergerak tentu digerakkan oleh sesuatu yang lain. Gerak menggerakkan ini tidak dapat berjalan tanpa batas. Maka harus ada penggerak pertama. Penggerak pertama ini adalah Allah
  2. Tidak pernah ada sesuatu yang diamati yang menjadi sebab yang menghasilkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, maka harus ada sebab berdaya guna yang pertama, inilah Allah.
  3. Di dalam alam semesta terdapat hal-hal yang mungkin ada dan tidak ada. Oleh karena semuanya itu tidak berada sendiri tetapi diadakan. Padahal sesuatu yang adanya adalah suatu keharusan, adanya itu disebabkan oleh sesuatu yang lain, sebab-sebab itu tak mugkin ditarik hingga tiada batasnya. Oleh karena itu, harus ada sesuatu yang perlu mutlak, yang tak disebabkan oleh sesuatu yang lain, inilah Allah.
  4. Jikalau ada yang kurang baik, yang baik dan yang lebih baik, semuanya mengharuskan adanya yang terbaik. Dari semuanya dapat disimpulkan bahwa harus ada sesuatu yang menjadi sebab dari segala yang baik, segala yang benar, segala yang mulia. Yang menyebabkan semuanya itu adalah Allah.
  5. Segala sesuatu yang tidak berakal seperti umpamanya tubuh alamiah, berbuat menuju pada akhirnya. Dari situ tampak jelas, bahwa tidak hanya kebetulan saja semuanya itu mencapai akhirnya, tapi memang dibuat begitu. Maka apa yang tidak berakal tidak mungkin bergerak menuju akhirnya, jikalau tidak diarahkan oleh suatu tokoh yang berakal, berpengetahuan. Inilah Allah.

dengan begitu, keberadaan manusia ataupun seluruh benda yang berada dia alam semesta ini tidak hanya sekedar tercipta, melainkan ada sesuatu atau Dzat Yang Maha Segala-galanya yang meliputi alam semesta ini yakni Tuhan. Tuhan memang tidak bisa dibuktikan dengan bentuk, karena sifat Tuhan yang berbeda dari makhluknya, tetapi dengan memaknai bagaimana alam semesta ini terbentuk dan berjalan dengan sendirinya, inilah esensi dari Tuhan yang tidak bisa disamakan dengan makhluk ciptaanNya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun