Mohon tunggu...
Ravis Saputra
Ravis Saputra Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa

Universitas Abdurrab

Selanjutnya

Tutup

Politik

Liga Korupsi Indonesia

21 Januari 2020   20:31 Diperbarui: 21 Januari 2020   20:41 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar pribadi dari channel youtube mimin news

Tidak ada hal selucu ini dinegeri sendiri  sebab keadaan negri makin diperparah dengan adanya koruptor  yang memang jadi perbincangan hangat dalam minggu minggu ini . nyatanya sekarang banyak media yang tidak menyorot akan adanya realitas keadaan kepemimpinan yang korup dinegri kita, namun penulis akan mencoba mengingatkan pembaca yang budiman . Seakan dalih pengalihan isu fakta adanya dan tidak terangkat berita yang sangat penting ini tentang mega korupsi yang sedang terjadi , peliknya hal ini bukan sekali saja terjadi bahkan ini bisa kita visualkan sebagai liga korupsinya Indonesia .

Untuk saaat ini klasmen pertama dipegang oleh jiwasraya dengan total korupsi  13.7 triliun dan disusul kasus Asabri 10 trilun lalu diikuti oleh Bank Century 8 trilun juga seperti Pelindo II 6 triliun,kota Waringin Timur 5.8 triliun,Blbi 4.5 triliun, e ktp 2,3 triliun dan hambalang 700 miliar . track history yang mengerikan pandang penulis mengingat makin lama jumlah dari uang yang dikorupsikan makin membengkak  dan mungkin setelah ini bakal ada penyusulnya.

Lalu kenapa negri ini selalu saja tak berhenti timbulnya pemain baru dalam dunia perkorupsian. Penulis berpendapat bahwasanya ini merupakan dorongan dari tiap personal yang mempunyai masalah individu terhadap materi dan tidak menutup kemungkinan kurang nya kesadar rohani dalam diri .

Terlepas dari itu semua pelaku atau pemain tidak merasa jera seakan korupsi dan berlanjut ke penjara hanya formalitas belaka mungkin saja, ini dikarenakan mungkin  adanya  supremasi hukum  untuk sang pelaku dan ini fakta berapa banyak koruptor yang bisa jalan jalan padahal dalam masa tahanan.

Jika begini sikap Skeptis dan Apatis dari masyarakat kepada pemerintah   otomatis akan tercipta dengan sendirinya, kita sekarang butuh yang Namanya  formulasi dari pemerintah secara intens dalam mengurangi  korupsi , korupsi pasti bisa diatasi dengan tuntas jika  pemerintah tegas terhadap pelaku korupsi .

Contoh saja Cina siapa sangka bisa menurunkan angka korupsi yang awalnya peringkat 10 menjadi peringkat 87 sesuai dengan Corruption Perception Indeks(CPI) mereka menggunakan cara cara yang efektif dalam mengurangi korupsi seperti hukuman bagi pejabat yang terbukti sah korupsi harus dihukum mati.

Berbanding terbalik dengan kita yang kenyataannya aja saja ketengilangan oknum korupsi yang buat rakyar sakit hati.Kita sebagai masyarakat awam menginginkan jangan sampai korupsi terus berkembang tanpa henti  pemerintah harus tegas dalam hal ini dan apa harus para koruptor dihukum mati?? Sebenarnya jika dipikir baik baik Indonesia sendiri bisa berpeluang mengurangi korupsi .

Kita semua berharap hidup dalam kebebasan dan tidak bentrok dalam kepentingan , ketika suatu negara tidak dapat kepercayaan dari  rakyat maka akan sulit  bagi negara tersebut berkembang walau banyak pencadangan perencanaan matang tanpa kemawasan dri dari orang yang dipercayakan dalam amanah .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun