Mohon tunggu...
Rauzatul jannah
Rauzatul jannah Mohon Tunggu... Lainnya - Rauzatul Jannah, S.P.W.K.

Planologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melimpahnya Otsus dan SDA tidak Menjamin Kesejahteraan Penduduk Aceh

14 Desember 2015   15:41 Diperbarui: 27 Desember 2015   06:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Aceh adalah sebuah provinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Aceh memiliki 13 suku bangsa asli. Yang terbesar adalah Suku Aceh yang mendiami wilayah pesisir mulai dari Langsa di pesisir timur utara sampai dengan Trumon di pesisir barat selatan.

Disamping keanekaragaman suku, Yang kuasa memberi karunia sumber daya alam (SDA) yang sangat banyak kepada daerah Aceh. Aceh berpenduduk 4.597.308 jiwa dengan luas wilayah 57.365,57 km2 (2,88% luas Indonesia) membentang dalam 6.770,81 Km2 memiliki 119 Pulau, 35 gunung, 73 sungai penting dan mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang tersebar di 6.450 gampong.

Di balik aspek positif di daerah Aceh, Aceh merupakan daerah yang penduduk miskin terbanyak ke-5 di Indonesia. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Stastistik (BPS) Indonesia pada awal Juli 2014 disebutkan lima provinsi dengan penduduk termiskin di Indonesia adalah:

1. Papua sebanyak 924,41 ribu orang (30,05 persen)2. Papua Barat sebanyak 229,43 ribu orang (27,13 persen)3. Nusa Tenggara Timur sebanyak 994,67 ribu orang (19,82 persen)4. Maluku sebanyak 316,11 ribu orang (19,13 persen)5. Aceh sebanyak 881 ribu orang (18,05 persen)

"Persentase penduduk miskin di Aceh pada bulan Maret 2014 sebesar 18,05 persen, meningkat 0,45 persen dibandingkan dengan Maret 2013 yaitu sebesar 17,60 persen."

Tingkat pengangguran di aceh ternyata sangat tinggi, Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mengungkapkan, penyebab angka pengangguran di Aceh semakin tinggi disebakan karena angka penduduk juga meningkat.

Mengapa demikian?.

Alasan utama mengapa tingkat pengangguran di aceh tinggi sehingga Aceh termasuk kedalam lima provinsi dengan penduduk termiskin di Indonesia adalah mutu pendidikan Aceh yang rendah ditambah lagi dengan SDM yang kurang. 

Aceh  harus puas dengan peringkat tertinggi jumlah angka ketidaklulusan dan kalah saing dengan Papua pada pelaksanaan UN tingkat SMA/sederajat yang diselenggarakan secara nasional pada tahun 2014 yang lalu. Dalam Qanun Nomor 5 tahun 2008 ditetapkan alokasi dana otsus (otonomi khusus) minimal 20 persen untuk sektor pendidikan baik di provinsi maupun di kabupaten/kota. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh menyebutkan setiap tahunnya, dana yang dianggarkan untuk bidang pendidikan di provinsi paling barat Indonesia mencapai Rp 2,4 triliun.

Anggaran besar yang dikucurkan untuk sektor pendidikan belum berdampak signifikan terhadap dunia pendidikan di Tanah Rencong, salah satu buktinya adalah tingkat kelulusan peserta didik di provinsi Aceh masih sangat terpuruk. Tingkat kelulusan UAN, Tanah Rencong selalu berada di peringkat paling bawah, antara peringkat 29 sampai 31 dari semua provinsi yang ada di Indonesia. seharusnya dengan dana yang cukup besar, sektor pendidikan memiliki pengaruh besar dalam peningkatan mutu dan prestasi yang dicapai oleh setiap peserta didik. Namun, kondisi yang terjadi di Aceh malah sebaliknya, anggaran besar belum berdampak terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh setiap peserta didik yang tersebar di 23 kabupaten/kota.

Tantangan utama tehadap pendidikan di Tanah Rencong adalah kualitas tenaga pengajar yang tidak memenuhi standar kualifikasi. Kurangnya fasilitas penunjang pendidikan seperti bimbingan belajar di daerah-daerah, sehingga kerugian yang didapatkan tidak mampu bersaing secara global. Kurangnya sosialisasi ujian masuk universitas  SNMPTN (jalur undangan) dan SBMPTN (jalur tulis). Kurang tersedianya pengajar yang bermutu. Pernyataan ini hampir dikeluarkan semua siswa, bahkan dari sekolah unggul sekalipun. Aceh memerlukan tenaga pengajar yang berkualitas khususnya dari bidang bahasa inggris dan komputer. Kurangnya semangat belajar para siswa yang berasal dari daerah-daerah. Terdapat banyak persaingan tidak sehat, contoh; menyontek saat ujian (baik ujian nasional maupun ujian sekolah). Ditemukannya beberapa siswa yang hamil di luar nikah, sehingga tidak bisa melanjutkan masa belajarnya. Bobroknya moral sebagian besar peserta didik yang berada di daerah 98,9% berstatus Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun