Mohon tunggu...
Rauzatul Jannah
Rauzatul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi, Universitas Syiah Kuala (USK)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjadi Caregiver Lansia Demensia: Beban, Strategi Koping, dan Dukungan Sosial

15 Juni 2021   16:04 Diperbarui: 15 Juni 2021   16:15 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lanjut usia (lansia) merupakan kelompok umur manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Jumlah lansia terus meningkat dati tahun  ketahun akibat semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Menurut sensus 2020, terjadi peningkatan presentase penduduk lansia (60 tahun ke atas) menjadi 9,78 persen di tahun 2020 dari 7,59 persen pada 2020. (Badan Pusat Statistik, 2020). 

Peningkatan jumlah penduduk lansia menimbulkan konsekuensi yang kompleks. Kondisi ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan dan kemandirian para lansia. 

Masalah penyakit degeneratif akibat proses penuaan yang sering menyertai para lansia merupakan salah satu tantangan dan harus menjadi perhatian semua pihak. Proses penuaan otak merupakan bagian dari proses degenerasi yang dapat menimbulkan gangguan neuropsikologis, salah satunya yang paling umum terjadi pada lansia adalah demensia (Azizah, 2011).

Demensia merupakan suatu sindrom dimana terdapat penurunan fungsi kognitif (yaitu kemampuan  untuk memproses  pemikiran) melebihi apa yang mungkin diharapkan dari penuaan normal. Perubahan yang terjadi pada lansia demensia meliputi perubahan tingkah laku seperti delusi, halusinasi, depresi, kerusakan fungsi tubuh, cemas, disorientasi spasial, ketidakmampuan melakukan tindakan yang berarti, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, marah, melawan, apatis, agitasi dan kabur dari tempat tinggal (Miller, 2004). Kondisi demikian tersebut menjadi salah satu penyebab utama ketergantungan terhadap keluarga dan orang terdekat. Hal ini bisa sangat melelahkan, terutama bagi pengasuh dan keluarga mereka (WHO, 2021).

Keluarga, terutama caregiver memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam merawat  anggota keluarga yang sakit, termasuk lansia yang mengalami demensia. Caregiver memberikan berbagai macam perawatan dan menghabiskan rata-rata 28 jam per minggu untuk memberikan perawatan aktivitas sehari-hari (Activities of Daily Living) kepada lansia dengan demensia. 

Perawatan lansia demensia dapat menimbulkan dampak pada keluarga berupa beban yang terjadi karena lansia demensia memerlukan pendampingan yang terus-menerus. Beban yang dialami caregiver dapat berdampak pada kesehatan fisik, mental, sosial dan ekonomi perawat itu sendiri (Zawadzki, dkk, 2011). 

Beban psikologi yang dirasakan berhubungan dengan timbulnya kondisi gejala depresi, agresivitas dan ansietas. Sedangkan beban ekonomi terjadi apabila caregiver memiliki tanggung jawab finansial untuk lansia. 

Strategi koping dan dukungan terhadap caregiver  merupakan dua hal yang sangat diperlukan dan harus mendapat perhatian dari banyak pihak. Strategi koping yang positif dan dukungan dari berbagai pihak dapat menurukan tingkat stres dan depresi yang dialami caregiver. 

Adanya koping dukungan atau support yang efektif dan positif terhadap caregiver dapat berpengaruh besar terhadap kesehatan jiwa caregiver tersebut dan membantu mengurangi timbulnya beban dan tekanan yang luar biasa pada caregiver yan merawat lansia demensia.

Wawancara dilakukan dengan melibatkan 3 caregiver utama lansia di dusun Kayee Glee, desa Gla Meunasah Baro, kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar dengan menggunakan desain penelitian fenomenologi deskriptif. 

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei- Juni 2021 yaitu pada anggota keluarga yang tinggal serumah dan berperan penting dalam perawatan lansia. Pengambilan data dilakukan dengan dengan menggunakan wawancara, observasi dan catatan lapangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun