Mohon tunggu...
Raushan Fikri Syaikhu
Raushan Fikri Syaikhu Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Malaang

A man who will be extremely rich one day

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Santri dalam Bermasyarakat

7 Desember 2022   20:15 Diperbarui: 7 Desember 2022   20:37 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti halnya remaja, Santri mengalami transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, termasuk perubahan biologis, kognitif, sosio-emosional, mempersiapkan kehidupan dewasa dan masa depan.Dalam hal perubahan emosional, siswa perlu menyesuaikan diri dengan orang-orang di luar keluarganya. B. Kolega atau Orang Penting Lainnya.  

Seperti dicatat oleh Harlock, remaja sebagai kelompok menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah dengan teman sebayanya, sehingga pengaruh teman sebaya terhadap sikap, bahasa, minat, penampilan, dan perilaku lebih penting daripada pengaruh keluarga.Begitu dapat dimengerti (Hurlock, 1980).  

Kelompok teman sebaya, atau kelompok di mana anak-anak muda berpartisipasi, biasanya memiliki dua hal yang biasanya dibagikan dengan kelompok lain. Artinya, norma berupa aturan yang berlaku bagi semua anggota kelompok, dan peran yang mewakili posisi tertentu dalam kelompok. Berdasarkan aturan dan harapan (Santrock, 2007). 

Hal ini memberi tekanan pada kaum muda untuk mengubah sikap dan perilaku mereka agar sesuai dengan norma dan peran kelompok sebaya mereka. Ini disebut adaptasi.  Kemampuan beradaptasi dapat memainkan peran positif dalam membangun ketertiban dalam kelompok sebaya. 

Namun, orang-orang yang terlibat dalam proses kepatuhan memiliki peran negatif: Contoh: masalah dengan orang tua, pembentukan geng, perkelahian antar teman, dll. Para peneliti menemukan bahwa keselarasan teman sebaya memuncak sekitar kelas delapan dan sembilan, terutama dengan standar antisosial mereka (Berndt dan Leventhal dalam Santrock, 2007).  

Peran negatif adaptasi menunjukkan adanya perilaku antisosial, dan orang-orang dari desa ke kota kini menghadapi masalah bahwa anak-anak cenderung menunjukkan perilaku antisosial sejak dini. 

Gangguan perilaku ini dapat digambarkan sebagai pola perilaku kronis dimana seseorang melanggar norma sosial yang sesuai dengan usianya dan melanggar hak orang lain (Erawati, 2009). B. Pencurian, menyontek, menyontek saat ujian sekolah, vandalisme, sering membolos sekolah, dan perilaku tidak pantas lainnya yang sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Kaum muda menerima umpan balik tentang keterampilan mereka dari kelompok sebaya ini. 

Remaja belajar apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama baiknya, atau lebih buruk dari remaja lainnya (Santrock, 2007).  Dalam dunia pesantren, santri yang masuk dalam kategori pemuda masuk dalam kategori usia sekitar 12 sampai 20 tahun (Effendi dan Ernawati, 2005). Santori juga seorang remaja yang merasakan rasa persaudaraan yang kuat di antara teman-temannya. 

Hal ini ditambah lagi dengan adanya ajaran agama untuk selalu menjaga satu sama lain. Di samping kehidupan santri yang jauh dari orang tuanya yang mengharuskan mereka untuk tinggal bersama teman-teman sekelasnya di pondok pesantren.  Karena fungsi utama teman sebaya adalah memberikan informasi tentang dunia di luar keluarga, peran teman sebaya dalam dunia siswa tidak dapat diabaikan.  

Sebaliknya, ketika harus kembali ke masyarakat di mana mereka tinggal, siswa mungkin atau mungkin tidak bertindak sesuai dengan norma sosial dan aturan yang berlaku di masyarakat karena perbedaan dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat Saya merasa sulit melakukannya berikan kepada petani. Dengan demikian, siswa yang tidak mampu bertindak dan bertindak sesuai dengan standar komunitasnya merasa rendah diri dan menarik diri dari masyarakat. 

Hal ini menunjukkan kurangnya kesepakatan di antara siswa. Santori telah dididik secara mandiri bersama pesantrennya dan diharapkan mampu berperan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya. Bahkan, diharapkan mereka memiliki pengetahuan Islam yang kokoh dan mampu mengajarkannya serta menerapkannya dalam kehidupan sosial mereka. Santri kembali setelah menyelesaikan studinya di pesantren (Fathani dalam Hamidi dan Luthfi, 2010).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun