Mohon tunggu...
RAUDATUL HADAWIYA
RAUDATUL HADAWIYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa di universitas negeri surabaya

saya hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Pertumbuhan Kelompok

24 Desember 2022   22:00 Diperbarui: 24 Desember 2022   22:05 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN 

Dinamika kelompok terdiri atas dinamika dan kelompok. Dinamika kelompok mencerminkan gerakan bersama dari sekumpulan individu dalam melakukan suatu aktivitas. Dinamika kelompok sebagai suatu metoda dan proses diartikan sebagai bagian dari alat manajemen untuk membuat kerjasama kelompok yang maksimal sehingga pengelolaan organisasi menjadi lebih efektif, efisien, dan produktif. Dinamika kelompok sebagai metoda berarti dinamika kelompok dapat mendorong anggota untuk menyadari siapa dirinya dan diri individu lain dalam kelompok dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap anggota. Kesadaran anggota kelompok perlu diperhatikan karena kelompok atau organisasi akan menjadi efektif ketika mempunyai tujuan yang sama. Tujuan yang sama dapat tercapai ketika semua anggota kelompok ikut terlibat dengan kemampuannya dalam segala aktivitas kelompok. Sedangkan dinamika kelompok sebagai proses diartikan sebagai dinamika kelompok memiliki upaya untuk membuat situasi sedemikian rupa. Hal ini mendorong seluruh anggota kelompok merasa berpartisipasi secara aktif dalam proses pertumbuhan dan proses perkembangan sebuah kelompok. Sehingga anggota kelompok memiliki rasa tanggungjawab terhadap tujuan kelompok yang sudah disepakati.

Kelompok (group) menurut Shaw (dalam Nimran, 2004) didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang menjalin interaksi antara satu sama lain sehingga perilaku dan atau kinerja (performance) dari individu dipengaruhi oleh perilaku kinerja individu lain. Pendapat lain diungkapkan oleh Robbin (2001) yang mengemukakan kelompok sebagai dua individu atau lebih yang menjalin interaksi dan memiliki kebergantungan satu sama lain. Manusia yang memiliki peran sebagai individu dan makhluk sosial selalu mempunyai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan berpegangan pada pengetahuan dan kebudayaan yang dipunyai dan dipergunakan untuk melakukan persepsi terhadap objek serta melakukan tindakan terhadap objek tersebut. Manusia selalu membutuhkan oranglain dalam hidupnya, sehingga manusia memiliki kebutuhan untuk hidup secara berkelompok. Selain itu, individu menjadi bagian dari kelompok karena ingin mendapatkan rasa aman, status dan harga diri, menikmati interaksi teratur dengan orang lain, mendapatkan kekuatan baru bersama anggota kelompok, mendorong tercapainya tujuan dengan lebih mudah, serta mendapatkan keuntungan bersama yaitu untuk seluruh anggota kelompok. Berdasarkan penelitian  yang sudah ada , artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses pertumbuhan kelompok.  Penulisan artikel didukung oleh sejumlah studi literatur terkait.

METODE 

Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui studi literature dari beberapa sumber yang terakreditasi. Teknik analisis dari artikel ini dilakukan dengan menghimpun seluruh sumber terkait dan membandingkan hasil dari seluruh studi literature yang sudah ada.

PEMBAHASAN 

  • Teori Pembentukan Kelompok

Kelompok merupakan gabungan antara 2 individu atau lebih yang saling berinteraksi, saling menyadari keberadaan serta saling menyadari adanya ketergantungan satu sama lain yang bersifat positif dalam mencapai tujuan bersama (Susetyo, 2021). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa diantara anggota kelompok akan dijumpai berbagai proses seperti adanya kebutuhan satu sama lain, adanya pertukaran persepsi, adanya interaksi maupun adanya sosialisasi. Dengan demikian, pada kelompok akan dijumpai berbagai proses seperti persepsi, adanya kebutuhan pada setiap anggota, interaksi, dan sosialisasi. Proses-proses tersebut biasanya terjadi dalam rangka mencapai tujuan yang sama antara masing masing anggota nya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kelompok dapat terbentuk karena adanya suatu energi / proses yang diarahkan pada tujuan bersama.

Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan teori -- teori terkait alasan pembentukan kelompok yang umum terjadi, (dalam Putra et al., 2014) diantaranya yaitu :

  • Robbins (1991) : Menyatakan bahwa individu akan tertarik menjadi anggota sebuah kelompok apabila kelompok tersebut menimbulkan rasa aman pada diri individu, dapat memvalidasi status dan harga diri individu, terdapat interaksi, afiliasi dan kekuatan dalam proses pencapaian tujuan tertentu.
  • Vaughan (2005) : Menyatakan bahwa Individu akan tertarik menjadi anggota sebuah kelompok apabila terdapat proksimitas (kedekatan geografis), kesamaan sikap, minat dan keyakinan, terdapat sikap saling ketergantungan dalam mencapai suatu hal, terdapat dukungan timbal balik yang positif, terdapat dukungan emosional dan dapat memvalidasi identitas sosial individu.
  • Luthans (1987) : Menyatakan bahwa individu akan berinteraksi dengan orang orang disekitarnya.". Individu akan membentuk suatu aliansi dan berinteraksi satu sama lain ketika mereka berada pada ruang atau daerah yang sama (Teori Kedekatan)
  • Homans (1950) : Menyatakan bahwa individu akan tertarik menjadi anggota sebuah kelompok apabila terdapat aktivitas, interaksi dan kedekatan perasaan / emosi secara langsung (Teori Interaksi)
  • Newcomb (1961) : Menyatakan bahwa individu akan tertarik berinteraksi dengan individu lain ketika terdapat suatu kesamaan ( sikap, agama, gaya hidup, pekerjaan, prinsip, pola pikir dll) dalam mencapai tujuan yang sama atau relevan (Teori Keseimbangan)
  • Festinger (1954) : Menyatakan bahwa individu akan tertarik bergabung dalam sebuah kelompok apabila ia memiliki kebutuhan untuk mengevaluasi diri serta menguji peran nya terhadap anggota lain. Selain itu individu juga membuktikan apakah pendapat serta idenya dapat diterima atau tidak oleh anggota lain
  • Reitz (1977) : Menyatakan bahwa individu akan tertarik untuk bergabung dalam sebuah kelompok dikarenakan faktor ekonomi, keamanan serta alasan sosial (Teori alasan praktis).
  • Tahap / fase pertumbuhan kelompok
  • Pada Hakikatnya, setiap kelompok akan bergerak secara dinamis kearah yang lebih positif. Artinya setiap kelompok akan mengalami beberapa tahap atau fase pertumbuhan di dalam prosesnya. Setiap tahap / fase perlu untuk dilalui oleh setiap anggota kelompok. Berikut beberapa tahap / fase pertumbuhan kelompok (dalam Ayu et al., n.d.) :
  • Forming (tahap pembentukan) :
  • Forming merupakan tahap bergabungnya individu sebagai anggota suatu keloompok. Biasanya di tahap ini tujuan, struktur, serta kepemimpinan dalam kelompok masih sangat rancu karena masing masing anggota belum memiliki strategi pelaksanaan tugas yang harus diemban oleh masing masing. Berikut ciri ciri kelompok dalam tahap forming :
  • Hubungan antar anggota masih berjarak
  • Peran masih belum jelas
  • Tiap anggota fokus pada tujuan dan masalahnya sendiri
  • Pengetahuan masih disimpan sendiri dan hanya akan diungkapkan apabila menguntungkan bagi individu
  • Tiap anggota berupaya agar tidak mengungkapkan kritik secara terbuka

  • Storming (tahap pancaroba) :
  • Storming merupakan tahap dimana mulai timbul keributan / konflik internal terkait pembagian peran. Selain itu konflik bisa muncul akibat ketidakcocokan sikap / pendapat dari para anggota kelompok. Berikut ciri ciri kelompok dalam tahap Storming :
  • Masih memperdebatkan hasil / tujuan

    • Mulai memperhatikan tujuan & masalah setiap anggota
    • Tingkat kepercayaan berfokus pada pemimpin
    • Tiap anggota mulai berani menyampaikan kritik
    • Tiap anggota mulai menjadi kritis terhadap pendapat / gagasan orang lain
    • Pemahaman masih ambigu namun sudah mulai jelas
  • Norming (tahap pembentukan norma)
  • Norming merupakan tahap dimana mulai timbul Kerjasama dan komunikasi terbuka terkait sasaran / tujuan yang hendak dicapai. Dalam tahap ini rasa persatuan tiap anggota mulai terbentuk. Berikut ciri ciri kelompok dalam tahap Norming:
  • Hibungan anggota mulai disertai dorongan untuk memahami peran dan posisi satu sama lain
  • Anggota mulai dapat menaruh fokus dan percaya pada pembagian / pelaksanaan tugas masing -- masing
  • Anggota mulai berani mengungkapkan kritik yang membangun serta mulai berani menyuarakan pengetahuannya
  • Peran sudah jelas
  • Pengambilan keputusan dilakukan secara logis, fleksibel dan tidak formal

  • Performing (tahap berkinerja)
  • Norming merupakan tahap pelaksanaan tugas / tahap produktif. Disini sebuah kelompok akan bertransformasi menjadi sebuah tim yang saling percaya dan saling bekerja sama. Berikut ciri ciri kelompok dalam tahap Performing :
  • Tiap Anggota fokus pada kinerja kelompok secara integral
  • Pemahaman peran sudah terintegrasi dengan baik
  • Tiap anggota memikirkan keluaran / output yang harus diselesaikan secara sistemik
  • Tiap anggota bebas mengungkapkan kritik secara kondusif
  • Pegetahuan disuarakan sesuai kebutuhan dan alur komunikasi segala arah
  • Pengambilan keputusan berdasarkan proses alamiah

  • Adjourning (tahap pembubaran)

Tahap yang terakhir adalah Adjourning. Untuk kelompok permanen seringkali mendapat masalah berkaitan dengan pembubaran suatu divisi dan penggabungan ke divisi baru. Dikatakan seringkali terjadi masalah karena umumnya akan terus menerus dituntut untuk beradaptasi sampai periode kelompoknya berakhir. Sedangkan kelompok temporer akan berakhir ketika pelaksanaan tugasnya selesai.

Selain itu, pada proses pembentukan kelompok, berikut beberapa hal yang saling berkaitan dan muncul yang perlu diperhatikan:

  • Persepsi. Proses pembentukan kelompok berawal dari adanya persepsi atau perasaan yang sama untuk memenuhi suatu kebutuhan. Adanya kesamaan persepsi inilah yang mendorong individu satu dan lainnya untuk membentuk suatu kelompok.
  • Motivasi. Dari kesamaan persepsi tersebut, akan muncul dorongan para anggota untuk berusaha memenuhi kebutuhan yang sama.
  • Tujuan. Dari faktor motivasi tersebut dapat tersusun tujuan yang sama.
  • Organisasi. Setelah mulai terlihat jelas apa yang ingin dituju oleh kelompok, maka dalam kelompok akan ada penentuan kedudukan masing-masing individu yang bertujuan untuk mempermudah koodinasi sehingga pergerakan dalam kelompok bisa lebih efektif dan efisien.
  • Interaksi. Dalam prosesnya tersebut, pasti setiap anggota kelompok akan terlibat dalam interaksi. Interaksi dalam kelompok juga perlu adanya independensi yaitu kebebasan untuk menyampaikan ide dan pendapat. Karena dengan adanya hal tersebut barulah sebuah kelompok dapat terlibat dalam interaksi dengan anggotanya.

Berikut gambaran keterkaitan kelima hal tersebut.

  • Empat Bidang dalam Proses Terbentuknya Kelompok
  • Dalam setiap proses pembentukan kelompok, selain adanya Individu-individu dalam kelompok menunjukkan adanya perilaku. Perilaku dalam kelompok merupakan.
  • Kepemimpinan
  • Kepemimpinan biasanya muncul sebagai bagian pada tahap norming karena saat awal pembentukan, individu-individu masih memiliki kebingungan untuk menentukan kepemimpinan kelompok. Fungsi pemimpin dalam kelompok adalah untuk menyatukan seluruh angota agar kelompok dapat mencapai tujuan bersama. Beberapa tipe kepemimpinan antara lain: otoriter, demokratis, kharismatik, dan membagi habis semua pekerjaan.
  • Perilaku individu dalam kelompok
  • Agar anggota-anggota dalam kelompok dapat melakukan kerja sama ataupun bekerja dalam kelompok, maka perlu diketahui tipe masing-masing individu dalam kelompok. Hadi (2017) membagi beberapa tipe manusia dalam kelompok:
  • Tipe Kooperatif. Individu ini menunjukkan sikap mau untuk bekerja sama. Sehingga ia tampak sebagai orang yang mau mengulurkan tangan ketika ada masalah dalam kelompok karena ia bersedia untuk melengkapi kekurangan dalam kelompok.
  • Tipe Suka Bicara Individu dengan tipe ini senang berbicara panjang lebar. Biasanya dia menjadi pengarah dalam pembiacaraan kelompok. Tetapi sering kali individu dengan tipe ini tidak melihat situasi saat berbicara.
  • Tipe Suka Menonjol. Orang dengan tipe suka menonjol biasanya akan terbiasa mengecilkan atau menolak pendapat anggota lain karena lebih ingin pendapatnya yang dilihat. Kadang bersikap paling tahu sehingga sering berkomentar tanpa diminta.
  • Tipe Pemalu. Biasanya tipe pemalu lebih sering memperhatikan dan mendengarkan orang lain. Tetapi hanya memberikan komentar ketika diminta dan cenderung jarang memancing permasalahan.
  • Tipe Acuh tak Acuh. Orang dengan pribadi tersebut lebih asyik dengan dunianya sendiri. Pergerakan didalam kelompok tidak terlalu diperhatikan dan cenderung diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun