Mohon tunggu...
Ratu Nandi
Ratu Nandi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luka

29 Oktober 2017   23:11 Diperbarui: 29 Oktober 2017   23:35 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jangan... Jangan kau teteskan air itu di pelupuk matamu

Terlalu berharga hingga menyisakan duka

Terlelaplah dalam dekapan malam yang dingin

Walau itu tak membuatmu puas

Kerlip bintang tak nampak lagi

Berganti luapan dam yang pecahkan kesunyian 

Aku adalah aku....

Lepaskan jubah hitam mu

Membuat metafora dalam jiwa yang lelah

Dengan gejolak yang membara 

Ikuti amarah dan terluka 

Menyayat... Menyabik... Merobek-robek!

Hingga terurai 

Lemas

Mati

Bekasi, 29102017, 23:14

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun