Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdagang ala Nabi untuk Selamatkan Utang Indonesia

17 Juli 2017   13:06 Diperbarui: 17 Juli 2017   13:12 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdagang Jujur ala Rasulullah Saw. Insya Allah Barokah

Gonjang ganjing perekonomian Indonesia mulai memanas saat ini. Dimana daya beli masyarakat semakin menurun. Bukan hanya ekonomi masyarakat daya belinya yang menurun drastis pendapatan Negara pun menurun dalam APBN sehingga KEMENKEU dalam rilisnya memangkas pagu anggaran beberapa kementerian seperti KEMENAG & KEMENRISTEK .  Kedua kementerian ini berperan besar dalam hajat hidup masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan agama.

Ditengah kondisi yang kian tidak menentu ini saat nya melakukan revolusi dalam bidang perekonomian agar Negara kita ini menjadi Negara kuat , tentunya kalau Negara kita ini menjadi kuat dalam bidang perekonomian.  Saatnya bangsa yang besar ini melakukan revolusi dan pengembangan ekonomi  sesuai ajaran Nabi Muhammad Saw.  Bahwa beliau juga ternyata seorang ekonom sehingga sangat relevan dan patut dikaji, dieksplorasi serta direlevansikan dalam konteks kekinian. Betapa tidak , krisis ekonomi global yang melanda dunia saat ini , serta carut marutnya system perekonomian negeri ini  harusnya membuka mata kita dalam mencontoh keberhasilan peradaban ekonomi yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad Saw.

Dalam tataran praktis, dunia bisnis telah beliau lakoni sejak usia kanak-kanak . Dalam Ensikolpedia bertajuk Muhammad seorang pedagang diceritakan bahwa awal karir Muhammad sebagai pedagang telah dirintis sejak usia 12 tahun bersama  pamannya, Abu Thalib. Tak tanggung tanggun jiwa entrepreneur nya telah dipicu dengan suasana perdagangan skala Internasional hingga ke beberapa Negara seperti, Suriah, Yordania, dan Lebanon.

Bayangkan saja, saat itu usia belasan tahun itu Muhammad telah menjadi pengusaha mandiri serta mampu bersaing dengan pengusaha kelas kakap  yang sangat berpengalaman.  Puncak karirnya adalah saat ia melakukan kerja sama dagang dengan khadijah yakni melakukan ekspansi usaha ke beberapa Negara Timur Tengah seperti Yaman, Bahrain, dan Oman.

Menurut Sejahrawan Bisnis Rasulullah Saw, berlangsung hingga beliau berumur 37 tahun. Jika kita hitung karir Muhammad Saw , sebagai pedagang dari usia 12 tahun hingga 37 tahun. Ini berarti karir bisnis Muhammad dilakoni selama 25 tahun. Tentu bilangan itu lebih panjang dari masa tugas kenabian yang hanya 23 tahun , yakni dari usia 40 hingga 63 tahun.

Pertama , ekonomi harus dibangun atas dasar trust ( Kepercayaan) dikagumi semua pedagang dan konsumen. Mengingat pasar adalah tempat peredaran uang yang paling besar , maka peluang dan godaan untuk melakukakn penipuan tentu sangatlah besar . Untuk itu Rasulullah Saw pun memotivasi pedagang untuk berlaku jujur  "Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat  (nanti)."

Kedua, Betapa indahnya ekonomi islam yang diteladankan Rasulullah Saw. Ia menjajakan barang dagangannya memilah jenis barang dan kualitas dan selalu menunjukkan dan menjelaskan kualitas bahkan cacat sebuah barang maka tak heran bila para pedagang senang dan nyaman. Barang dagannya juga laku keras dan beliau meraup untung berlipat.

Dalam berbagai hal dalam rangka meyakinkan pembeli tentang harga sebuah barang . Sering kali harga suatu jenis barang dinaikkan dua kali lipat , bahkan lebih sehingga sulit menebak harga aslinya, "Jika harga sebuah sepatu hanya 100 ribuan , harga penawaran bisa menjadi 400ribuan bahkan lebih. Rasa tidak nyaman akan menghinggapi pembeli jika ia tidak mengetahui harga pasar sebuah barang, sangat mungkin ia akan tertipu. Atau jika menawar dengan harga yang sangat rendah , takut tidak etis dan ditertawai si penjual, biasanya dengan nada dan kalimat yang kurang mengenakkan " Wah ndak sampai modalnya itu pak, dan seterusnya.

Ekonomi Islam sungguh hadir tidak hanya dalam urusan perbankan, asuransi, reksadana, pasar modal sukuk, dan sejumlah bisnis elitis lainnya.Ekonomi Islam hadir dan penting dihadirkan dalam setiap transaksi berlangsung termasuk di pasar pinggir jalan. Islam telah mensyariatkan etika bisnis melalui prinsip prinsip ekonomi dan sejumlah akad. Etika bisnis akan membuat setiap pihak merasa nyaman dan tenang bukan saling mencurigai apalagi menipu. 

Penulis yakin dan percaya dengan berdagang ala nabi akan semakin meningkatkan keuntungan dan memudahkan rejeki sehingga masyarakat bisa memperoleh penghasilan guna membayar pajak dan membangun negara ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun