Sejak kamis 15 november 2018 seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan di landa pemadaman total atau Blackout. Namun Blackout bukan hanya melulu kisah sedih dan kerugian melanda sebagian industri di Makassar. Ada pula kisah haru dan insipratif di dalamnya.
Banyak cerita inspiratif di balik padamnya listrik. Daripada mengumpat PLN, ada baiknya merenungkan hikmah di balik mati lampu. Tentu saja tidak berarti bahwa mati lampu harus didukung.Â
Di sebuah rumah bertingkat, tidak ada genset. Listrik malam itu tiba-tiba padam. Suasana langsung berubah. Anak bungsu ketakutan. Ia memanggil ayahnya di kamar kerja. Namun, masih membenahi komputernya. Ayah belum ke luar. Anak bungsu lalu memanggil ibu yang masihsibuk dengan pekerjaannya. Ibu pun belum keluar kamar karena harus menjawab beberapa WA.Â
Anak bungsu kemudian memanggil dua kakaknya yang juga sibuk dengan HP di kamar masing-masing. Ketika si bungsu berteriak histeris, barulah semua anggota keluarga itu berkumpul di ruang keluarga. Suasana gelap menyatukan mereka. Selama ini, dalam terang benderang, ruang keluarga lebih banyak kosongnya. Padahal, di dalam rumah itu ada lima orang. Namun, malam itu, mereka merasakan kehangatan keluarga.
Mereka bersenda gurau. Mereka melontarkan cerita-cerita horor, saling menghujat. Tak lama kemudian, mereka berangkulan. Tak ada yang pegang HP. Kali ini, ayah betul-betul merasakan punya tiga anak. Ibu pun merasakan ada ayah di rumah. Anak-anak baru tahu kalau ayahnya bisa bergurau, punya cerita, dan bisa melucu. Tak terasa, mereka di  pengujung malam. Mereka terlelap di ruang keluarga. Di situ agak dingin. Ada embusan angin dari belakang rumah ya Baru kali ini merasakan "dunia nyata" keluarga. Gelaplah yang menyatukan mereka.Â
Mati lampu punya arti Listrik padam memang bukan hal yang diinginkan. Namun, sebuah kegelapan jangan dijadikan bahan umpatan. Di balik kegelapan itu, ada cahaya yang benderang. Ada kesejukan yangmengalir ke sum-sum manusiawi. Ada inspirasi yang mekar. Bayangkan, betapa banyaknya lirik lagu yang lahir ketika listrik padam. Di situ ada perenungan. Mati lampu, bahkan menjadi judullagu. Nah, masih gelap?
Kesempatan merenung, bagaimana merasakan kehidupan saudara kita yang tunanetra. Bagaimana pula gelapnya di dalam kuburan.Â