Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Deteksi Pelakor Melalui Linguistik Forensik

2 Maret 2018   10:28 Diperbarui: 2 Maret 2018   10:33 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Fotolia.com)

Fenomena pelakor  kini menjadi sesuatu wabah setelah di viralkan melalui ibu dendy dan kasus pelabrakan di tempat umum oleh salah seorang artis yang umum terjadi, bahkan topik ini menjadi menu utama dari banyak kasus yang terjadi. Lalu apa alasan wanita menjadi pelakor? Apakah Anda seorang istri yang menganggap bahwa suami Anda punya wanita lain, tapi Anda tidak dapat membuktikannya?

Perselingkuhan terdeteksi bukan lagi karena bekas lipstik di baju suami Anda. Tapi banyak hal yang dapat mengindikasikan bahwa suami Anda benar-benar telah mengkhianati Anda. Melalui ilmu linguistic forensic mungkin bisa menjadi deteksi awal bagi anda.

Ilmu linguistic forensic mungkin masih baru di bidang ilmu bahasa. Dan saat ini mulai diakui standar ilmiahnya untuk mengungkapkan berbagai kasus kejahatan. Dr. Carole Chaski, sekarang menjadi ahli terkemuka di bidang linguistik forensik. Dia memeriksa dan membandingkan pola sintaksis, yang berfokus pada cara seseorang menyusun sebuah kalimat dan bagaimana kata-kata digunakan dalam hubungan satu sama lain.

Menurut Chaski "linguistic Forensik" tentu bisa bermakna ganda atau ambigu karena banyaknya penafsiran atas suatu bahasa . Dan itulah sifat dari ilmu bahasa atau linguistic itu sendiri.

Linguistik dapat merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan bahasa, dan dapat mencakup semua jenis teknik yang melayani tujuan non-forensik dan dan cenderung tidak berdasarkan sains.

Namun keahlian dalam linguistic untuk mengungkap sebuah fakta apalagi pelakor juga membutuhkan ilmu penunjang lainnya seperti metode dan  cara analisis serta teknik yang pakem dalam bidang forensik.

Seperti metode ilmiah dan sains, metode linguistic forensic tentu harus dengan beberapa kali  pengulangan agar bisa diambil data yang ilmiah dan tidak berubah ubah.

Penandaan pada setiap kata-kata dalam sebuah messaga pasangan anda  setelah itu sang istri menerapkan algoritma  untuk mengurutkan pola sintaksis bukan merupakan perkara mudah.

Sebagai seorang yang pernah mengeyam pendidikan sastra dan bahasa hal ini boleh jadi di lakukan dengan menerapkan teori di bangku kuliah dalam analisis teks tentu tak mudah. Sebab bahasa bukan ilmu sains, dimana ia punya makna berbeda yang bisa dinterpretasi berbeda-beda oleh setiap pembaca. Dimana yang tahu maksud dari isi teks adalah sang pengarang itu sendiri.

Hehe daripada ribet memikirkan itu semua, alangkah baiknya apabila kedua belah pihak saling introspeksi sehingga tidak ada lagi orang ketiga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun