Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

PSM Makassar dan Strategi "Branding" Appi-Cicu

13 Februari 2018   15:45 Diperbarui: 22 Februari 2018   15:16 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CEO PSM Makassar Appi (Pinterest.com)

Sepakbola adalah bahasa universal. Permainan olahraga ini dapat dinikmati hampir dinikmati seluruh lapisan masyarakat tanpa perlu penielasan panjang lebar. Strata sosial dan ekonomi hingga perbedaan daan warna kulit maupun derajat dan strata social dimana masyarakat berada pada pola pikir yang sama saat menonton.

Aturan main dan tujuan permainan sepakbola sangat sederhana namun mengandung sejuta makna yang melahirkan kepuasan. Berkumpul, bersorak, tertawa, berteriak bahkan ada yang memaki. Di sisi lain, mungkin ada juga kelompok yang merenung. sedih dan menitikkan air mata usai sebuah Iaga.

Tidak masalah, dalam hidup memang selalu ada dua situasi yang berbeda. Ada yang bergembira ria menyambut kemenangan, ada juga terseret arus duka menerima kekalahan tim yang dibelanya. Adonan senang-sedih itu justru adalah bumbu yang melengkapi sebuah permainan bemama sepakbola.

Sepakbola mernang tidak boleh dilihat hanya dari salu sudut pandang yang sempit. Sepakbola adalah persoalan umum, ada pesona yang dapat dilukiskan dari segala sisi tanpa pertu menuntut presisi. PSM Makassar sebagai klub kebanggaan warga Makassar tentu sangat butuh tangan dingin seorang manajer berkaliber professional untuk meraih supermasi juara Liga 1.

Sosok Munafri Arifuddin sebagai CEO PSM Makassar tentu bisa menjadi harapan warga Makassar dan supoter fanatic PSM Makassar sebagai basis massanya. Namun tidak mudah untuk mengalahkan incumbent Dany Pomanto. Walikota bertabur prestasi dengan mendapatkan tiga kali berturut-turut piala adipura sebuah prestasi yang cukup fenomenal dan juga lawan yang cukup berat bagi sang penantang namun tentu bukan hal mustahil untuk memenangkan pilkada ini.

Walaupun berprestasi namun bukannya Dany Pomanto tidak punya kelemahan dalam menata kota daeng ini, cukup banyak PR besar yang belum terlaksana selama masa kepemimpinan Dany Pomanto diantaranya masalah social, cukup banyak pengemis dan gelandangan yang berada pada ruas-ruas jalan kota Makassar. Gelandagan dan pengemis juga warga kota yang selayaknya mendapatkan fasilitas dasar kehidupan bagi warga Makassar bukan mencari celah kehidupan di jalan-jalan.

Sejatinya warga Makassar punya harapan tinggi  pada Appi dan Cicu perubahan pada periode mendatang Sehingga, sebagai calon walikota Munafri  harus peka memhaca harapan dan kehutuhan masyarakat untuk dapat di rumuskan ke dalam visi dan program kerja yang tepat dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Dengan modal tersebut tentunya dapat membangun persepsl positlf darl masyarakat.

Munafri sebagai calon yang akan bertarung dalam pilwalkot , tentunya  harus henar-henar bisa memilih strategi branding yang jitu agar jangan sampai muncul persepsi yang tidak dinginkan apalagi sampai mengabaikan peran serta masyarakat di Medos. Konteks masyarakat jaman now ini sifatnya dinamis, sedinamis masyarakat pemilih. Apa yang dulu menjadi sumber persepsi positif bagi calon, kini helum tentu. Di sinilah  pentingngnya menjalin komunikasi secara terus-menerus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun