Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenemona "Disruption Zaman Now" Hancurkan Rejeki "Zaman Old"

28 Januari 2018   13:31 Diperbarui: 28 Januari 2018   13:36 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disrupion menjadi fenomena belakangan ini hal-hal yang dahulu tabu dan kontroversial sekarang dinilai maklum dan dianggap normal. Hal-hal yang mengancam keberlangsungan usaha zaman old ke zaman now adalah sebagai berikut.:

Bank Konvensional Vs Fintech

Keberadaan fintech yang memanfaatkan teknologi tersebut, tentu saja , bisa dengan cepat  mengancam perbankan dari segi bisnis. Jika bisnis terancam, maka bisa berdampak kepada pengurangan karyawan back office. Karyawan back office bisa berkurang karena kemajuan fintech, dar sisi SDM, kemudian bisnis berubah tidak bisa seperti dulu lagi. Sama seperti taksi online dengan taksi konvensional,Finansial teknologi dengan berbagai kemudahan anda tidak perlu hal yang ribet untuk meminjam kredit cukup dengan memfoto ktp anda maka setelah verifikasi maka duit pun dikirim ke rekening anda tanpa harus keluar dari rumah atau kantor anda.

Kampus Konvensional Vs Kuliah Jarak Jauh Online Gratis

Online kuliah atau kuliah tatap muka ? Sumber; Fotolia.com
Online kuliah atau kuliah tatap muka ? Sumber; Fotolia.com
 Kampus yang dahulu adalah kebanggaan besar jika bisa masuk perguruan tinggi bonafide macam UI,ITB,UGM dan UNHAS. Kini tidak lagi bahkan banyak pelajaran kuliah jarak jauh yang disediakan secara online kini mulai menjamur.Salah satunya adalah Coursera adalah suatu perusahaan startup yang menyediakan platform dan konten untuk opencourse atau istilah lainnya kuliah online. Tidak ada jaminan bisa sukses dan lulus cpns atau di perusahaan bonafide jika kuliah di perguruan tinggi negeri ternama. 

Ilmu sekarang bukan hal yang mahal lagi bahkan ekslusif hanya untuk kaum berduit sekarang semua orang bisa memperoleh skill Cuma-Cuma dengan berbekal paket kouta dan nonton ndustry di youtube banyak hal bisa anda peroleh disana. Apalagi jika suatu saat di masa depan pelaku ndustry tidak melihat lagi ijazah anda terkareditasi A atau tidak melainkan skill apa yang anda punya.

Indsutri Musik VS Downloader

Industri Musik terdistrupsi Sumber ; Fotolia.com
Industri Musik terdistrupsi Sumber ; Fotolia.com
Jika zaman 90an hingga awal 2000an dikenal dengan zaman emas generasi music Indonesia. Band-band berkualitas bermunculan bagai jamur di musim Hujan. Ada Dewa, Padi, Sheila On 7, Ungu, Peterpan, Dgyta, Element, Bomerang, Jamrund, Bahkan penyanyi pop kala itu dijuluki Diva Music Indonesia karena kualitas suara dan lirik lagu-lagu yang di bawakan macam Ruth Sahanaya, Krisdayanti, Titi Dj, Ada juga penyayi macam Audy, Reza yang lagu-lagunya masih enak terdengar tidak ketinggalan jaman.

Mereka berprestasi karena di dukung Industri music yang sehat dan belum marak pembajakan Online seperti sekarang sehingga nampaknya mereka sering menelurkan karya fenomenal dan enak di lirik dan musicnya. JikA DULU UNTUK MENIKMATI MUSIC DARI ARTIS HARUS BELI ORIGINALNYA AGAR BERKUALITAS kini cukup beli paket data dan aktifkan youtube untuk mendengarkannya. 

Kini Jika anda menciptakan sebuah lirik lagu yang bagus dan music yang enak macam lagu Tulus Akad maka setelah beberapa hari akan muncul berbagai cover nya bahkan banyakan yang lebih bagus dari Asli. Cover lagu ini pun bisa dijual di spotify untuk memperoleh duit. Bayangkan saking gampangnya mencontek membuat penulis lagu malas berkarya. 

Generasi Milenial yang kini telah berkibar justru karena promosi via online youtube adalah penyayi fenomenal Via Vallen dimana jumlah viewernya mencapai ratusan juta. Mungkin kini telah beda ya kalau dahulu sukses dan laku dipasaran adalah seberapa besar album band terjual dan laku di pasaran. Kini standarnya berubah yakni seberapa banyak yang nonton channel di youtube.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun