Dalam perihal asmara, saya pernah mengalami kegagalan. Bukan tanpa alasan, kegagalan yang bagiku teramat "kejam". Bagaimana tidak "kejam", diposisikan sebagai korban dan masih saja dianggap sebagai tersangka.
Terkadang saya merasa heran, atau lebih tepatnya tak habis pikir saja. Kamu memintaku setia, ku iyakan. Tapi mengapa justru terakhir kamu yang mengacuhkan. Ibarat kata, sudah dikasih hati kau justru menikam jantung.
Perihal asmara itu teramat rumit rupanya, menjadikanmu prioitas namun justru terakhir aku tertindas. Menjadikanmu satu satunya namun justru terakhir aku seakan akan kena batunya. Jika  sudah begini, Bagaimana tidak mungkin aku tidak memiliki trauma berkepanjangan??