Mohon tunggu...
Ratryana Dewi
Ratryana Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Jika menulis adalah Nyawa, maka "kau" adalah Raga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Friksi Asmaraloka

29 November 2018   18:58 Diperbarui: 29 November 2018   19:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perihal asmara, saya pernah mengalami kegagalan. Bukan tanpa alasan, kegagalan yang bagiku teramat "kejam". Bagaimana tidak "kejam", diposisikan sebagai korban dan masih saja dianggap sebagai tersangka.

Terkadang saya merasa heran, atau lebih tepatnya tak habis pikir saja. Kamu memintaku setia, ku iyakan. Tapi mengapa justru terakhir kamu yang mengacuhkan. Ibarat kata, sudah dikasih hati kau justru menikam jantung.

Perihal asmara itu teramat rumit rupanya, menjadikanmu prioitas namun justru terakhir aku tertindas. Menjadikanmu satu satunya namun justru terakhir aku seakan akan kena batunya. Jika  sudah begini, Bagaimana tidak mungkin aku tidak memiliki trauma berkepanjangan??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun