Mohon tunggu...
Ratri AyudyaSari
Ratri AyudyaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi G20 dalam Pemulihan Ekonomi Global Pasca Pandemi Covid-19

3 Desember 2021   17:40 Diperbarui: 3 Desember 2021   18:05 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Virus Severe Acute Respiratory Syndrome atau yang lebih dikenal sebagai virus korona telah merebak sejak akhir tahun 2019. Pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China dan kemudian dengan cepat menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. 

Karena tingkat infektivitasnya yang tinggi, serta tingkat kematian yang juga tinggi, pemerintah di setiap negara yang terinfeksi tidak mempunyai pilihan lain selain menerapkan kebijakan pembatasan jarak sosial dan lockdown atau isolasi. Kebijakan ini kemudian membuat banyak kegiatan ekonomi sulit untuk dilakukan. 

Hingga sekarang ini, pandemi Covid-19 masih belum terselesaikan, kebijakan pembatasan sosial masih terus dijalankan di berbagai negara. 

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, ekonomi semua negara saling terhubung satu sama lain, baik itu melalui ekspor, impor, investasi, pasar keuangan, teknologi, dan lain sebagainya. Covid-19 yang telah menjadi pandemi dan krisis global, tidak dapat dipungkiri telah sangat mempengaruhi perekonomian dunia dan bahkan dapat menghentikan ekonomi global.

International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa pandemi yang muncul sejak akhir 2019 ini telah mengakibatkan terjadinya resesi ekonomi dunia, hal tersebut ditandai dengan meningkatnya angka pengangguran dan tingkat kemiskinan di berbagai negara di seluru dunia. Covid-19 telah mebawa dampak yang besar dalam setiap indikator ekonomi global seperti pertumbuhan PDB, supply chain, bisnis, investasi, dan juga lapangan pekerjaan.

Krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 sangat berbeda dengan krisis yang terjadi sebelumnya. Infeksi virus mengakibatkan berkurangnya suplai tenaga kerja. Kebijakan karantina, lock down, dan pembatasan sosial yang diadopsi oleh pemerintah untuk menahan penyebaran virus telah mengganggu supply chain dan menurunkan tingkat produktivitas. 

Pemutusan hubungan kerja, penurunan pendapatan, ketakutan akan penularan virus, ketidakpastian yang tak kunjung usai, semua mengarah pada penutupan sebagian besar perekonomian. 

Permasalahan domestik ini kemudian meluas ke mitra dagang melalui perdagangan dan rantai nilai global. Dibandingkan dengan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008, dampak Covid-19 terhadap ekonomi global, jauh lebih parah. Akibat krisis ekonomi tahun 2008, PDB global pada tahun 2009 hanya berkurang sebesar 0,1%. Sedangkan, akibat dari krisis yang ditimbulkan oleh pandemi ini, pada tahun 2020 ekonomi global bekurang sebesar 4,3%. 

Hampir di semua negara pertumbuhan ekonominya menunjukkan angka negatif. Dampak negatif paling tinggi dialami oleh Uni Eropa yang mencapai 7,1%, kemudian diikuti oleh Amerika Serikat sebesar 5,9% dan Jepang sebesar 5,2% (IMF, 2020).

 Covid-19 juga mempengaruhi rantai pasokan. Setiap hari laporan mengenai bagaimana pandemi ini mempengaruhi supply chain dan juga mengganggu operasi manufaktur terus meningkat. Hal tersebut memaksa ribuan perusahaan untuk membatasi atau menutup sementara pabrik perakitan dan manufaktur di Amerika Serikat dan Eropa. 

Dalam analisis yang dilakukan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) tentang bagaimana pandemi Covid-19 mempengaruhi prospek investasi asing langsung (FDI) global menunjukkan bahwa perkiraan dari dampak ekonomi Covid-19 dan revisi pendapatan perusahaan multinasional (MNEs) terbesar sekarang menunjukkan bahwa tekanan ke bawah pada aliran FDI dapat berkisar antara -30% hingga -40% selama periode 2020-2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun