Mohon tunggu...
Ratna Winarti
Ratna Winarti Mohon Tunggu... Penulis - Students who don't want to disappear from civilization

Just writing rather than silence!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah 100 Tahun Pandemi Flu Spanyol Mewabah

21 Januari 2021   10:56 Diperbarui: 21 Januari 2021   11:07 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RS darurat Flu Spanyol di Camp Funston, Kansas 1918. (Sumber: National Museum of Health and Medicine)

Penyebaran asal wabah flu Spanyol hingga saat ini masih menjadi topik dikalangan peneliti. Banyaknya korban jiwa yang menjadi saksi keganasan pandemi ini di dunia, termasuk juga di Indonesia. Flu Spanyol disebut sebagai " The Mother of All Pandemics".

Sudah seabad berlalu, wabah flu Spanyol menjadi salah satu pandemi yang membuat dunia merasa terguncang. Bahkan korban jiwa yang terdampak dari pandemi ini mencapai dua hingga dua puluh persen penderitanya. Penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia ini disebut juga sebagai influenza akut yang memiliki presentase mematikan jauh lebih dari 0,1 persen jika dibandingkan dengan penderita influenza biasa. 

Akibat keganasan dari pandemi ini membuat Jeffery Taubengerger seorang Virologis dari Amerika Serikat menyebut Flu Spanyol sebagai "The Mother of All Pandemics." Dikarenakan penyebarannya yang cepat dengan memakan korban paling banyak sepanjang sejarah wabah penyakit yang pernah menyerang dunia.

Beberapa pendapat menyebutkan awal mula penyebaran virus ini, sehingga sampai saat ini masih belum ada satu pendapat yang menjelaskan kebenaran dari penyebaran flu Spanyol ini. Seperti yang di kutip dalam Pewarta Soerabaia dan North China Daily News, menyebutkan bahwa pandemi ini berawal dari Swedia lalu menyebar ke Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara. Sedangkan menurut Frank Macfarlane Burnet seorang Virologis dari Australia yang selama hidupnya mendedikasikan untuk melakukan penelitian terhadap Pandemi Flu Spanyol 1918, ia mengatakan bahwa virus ini berawal dari Camp Funston dan Haskell County (Kansas) Amerika Serikat.

Pendapat juga dilontarkan oleh ahli epidemologis dari Amerika yang menyimpulkan bahwa virus ini dibawa oleh kaum buruh Tiongkok dan Vietnam pada masa Perang Dunia Pertama. Namun hal itu dibantah oleh Dr. Edwin Jordan, yang menyebut bahwa virus flu yang ada di Tiongkok itu tidak berbahaya dan menyebebar. Ia juga tidak setuju terhadap pendapat yang mengatakan bahwa virus ini berasal dari Perancis dan India sebab virus flu yang ada sebelumnya di negara tersebut bersifat endemik.

Dalam buku karya Gina Kolata yang berjudul Flu: The Story of the Great Influenza Pandemic of 1918 and The Search for The Virus That Caused It, menyebutkan penamaan Flu Spanyol dalam virus yang serupa dengan influenza dintingkat akut yang menjadi pandemi ini. 

Penamaan itu berasal dari pemberitaan media di Spanyol sebagai awalan bahwa virus itu telah menjangkit di negaranya, dan saat itu juga media di Spanyol memiliki sirkulasi yang terbuka akibat dari netralitas dalam PD I. Sehingga pemberitaan itu cepat menyebar dan akhirnya banyak orang yang menyebutnya "Flu Spanyol" meskipun orang Spanyol menyebutnya dengan "Flu Perancis".

Penularan dari Flu Spanyol ini terbilang sangat cepat dan menyebar hingga ke berbagai negara tanpa terkecuali. Penyebaran virus ini melalui udara sehingga korban yang berjatuhan begitu tinggi mengingat saat itu dunia juga sedang menghadapi beberapa goncangan akibat perang dunia pertama. Hampir satu miliar lebih orang yang terinfeksi virus ini (jumlahnya mencapai 60 persen dari total populasi orang di dunia).

Angka Kematian akibat Pandemi Flu di Amerika dan Eropa tahun 1918
Angka Kematian akibat Pandemi Flu di Amerika dan Eropa tahun 1918

Sedangkan untuk jumlah korban yang meninggal menurut John Barry diperkirakan terdapat 21 juta jiwa, sedangkan menurut Nial Johnson korban mencapai 50-100 juta jiwa. Korban meninggal paling banyak terjadi pada balita, orang yang berumur 20-40 tahun dan oeang yang berumur 70-74 tahun. Disebutkan bahwa korban dari virus ini melebihi jumlah korban akibat PD I yang diperkiran 9,2-15,9 juta jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun