Mohon tunggu...
Ratna Sari
Ratna Sari Mohon Tunggu... Freelancer - freelencer

Magister Ilmu Kehutanan UGM | Konservasi Sumberdaya Hutan | Menulis sebagai upaya untuk terus produktif

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Edukasi Diri untuk Mencegah Kepanikan terhadap Wabah Cacar Monyet

25 Juli 2022   12:19 Diperbarui: 25 Juli 2022   12:21 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kids illustration vector created by brgfx - www.freepik.com

Belakangan ini, Cacar monyet (Monkeypox) mulai banyak diberitakan di berbagai media terlebih setelah WHO melaporkan peningkatan kasus wabah ini. Dikutip dari CNN Indonesia, WHO melaporkan ada 16 ribu orang terjangkit cacar monyet yang berasal dari 75 negara dengan 5 orang diantaranya dilaporkan meninggal dunia.

Sehubungan dengan adanya deklarasi darurat ini, WHO juga menyampaikan rekomendasi yang harapannya mampu mendorong banyak negara  untuk mengambil Tindakan pencegahan penularan virus ini terutama terhadap kaum yang paling rentan terinfeksi.

Ahli IDI (Ikatan Dokter Indonesia) juga menyampaikan bahwa Indonesia harus siap siaga menghadapi wabah cacar monyet ini meskipun sampai saat ini belum ada laporan temuan wabah ini di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap wabah ini.

Banyaknya informasi yang tersebar memberitakan tentang wabah cacar monyet ini, mengharuskan kita juga harus cermat melihat kebenaran dari isi berita yang disampaikan. Belajar dari kasus covid beberapa tahun silam, banyaknya media yang memberitakan kasus tersebut secara berlebihan bahkan ada yang hoax membuat kepanikan massal yang seharusnya bisa di hindari.

Untuk mencegah hal itu terjadi, Kita sebagai masyarakat Indonesia harus cermat dalam melihat berita yang ada. Salah satu laman yang bisa kita kunjungi untuk mengetahui tentang wabah ini adalah dari laman Kementerian Kesehatanan Republik Indonesia yang menyediakan informasi resmi terkini penyakit infeksi emergensi.

Kemenkes sendiri sudah menerbitkan tulisannya di bagian Frequenty Asked Question (FAQ) untuk menjawab berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan seputar Monkeypox. Ini merupakan salah satu bentuk mitigasi terhadap wabah ini dan akan terus di perbaharui jika ada informasi tambahan.

Informasi awal yang harus diketahui seputar Monkeypox agar bisa waspada terhadap wabah ini.

Merangkum dari laman kemenkes, Monkeypox merupakan penyakit yang berasal dari virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis) dan dinamakan cacar monyet karena penyakit ini pertama kali ditempukan pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian tahun 1958 di Denmark.

Penyakit ini ditularkan oleh hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh dan konsumsi daging hewan yang terkontaminasi. Sedangkan penularan antar manusia melalui kontak dengan sekresi pernafasan, barang atau luka pada kulit yang terkontaminasi dan masih banyak lagi yang bisa di baca langsung pada laman kemenkes.

Monkeypox sendiri biasanya memiliki masa inkubasi 6 - 16 hari dengan gejala yang timbul diawali dengan demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Beberapa hari kemudian akan muncul ruam atau lesi pada kulit yang menyebar secara perlahan yang selanjutnya berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar kemudian mengeras lalu rontok.

Waktu dari awal infeksi sampai pemulihan atau lesi menghilang biasanya memakan waktu hingga 3 minggu dan umumnya dapat sembuh sendiri. Kasus parah biasanya terjadi akibat status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun