Mohon tunggu...
Ratna Budiarti
Ratna Budiarti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Belajar untuk lebih berarti

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tikungan Valentino Rossi

21 Agustus 2022   12:30 Diperbarui: 21 Agustus 2022   12:44 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tikungan Valentino Rossi itu julukan jalan yang tiap hari saya lewati menuju ke sekolah tempat saya bekerja, tepatnya di area desa Punggelan, Kabupaten Banjarnegara.Saya menjuluki istilah tersebut karena tiap pagi banyak para pedagang sayur maupun bakul jajanan yang membawa boks dagangan yang diletakkan di belakang jok motor.

Para pedagang sayur maupun penjual jajanan berbelanja dahulu  ke pasar desa Wanadadi, Banjarnegara. Pasar Wanadadi adalah salah satu pasar di kabupaten Banjarnegara. Pasar tersebut bukanlah pasar terbesar di kabupaten Banjarnegara,namun menjadi pasar dengan letak yang strategis di tengah beberapa desa sekitar.Selain itu,pasar Wanadadi buka dari jam 2 pagi yang dikenal warga sebagai pasar pagi.Berbagai pedagang dari beberapa desa maupun seperti desa rakit,Batur, Karangkobar dan lainnya ikut berjualan di pasar pagi.Ada pula pedaagang dari luar kota yang menjual dagangannya di pasar Wanadadi seperti pedagang ikan bandeng,tauge,tempe dari Pekalongan. Karena banyaknya para pedagang dari berbagai daerah yang menjual dengan harga miring,membuat para pedagang sayur berburu dagangan di pagi buta.Jika semakin siang hargapun menjadi harga eceran dan dagangan seperti sayuran,lauk tinggal sisa yang tidak dipilih para pedagang sayur.Jadi tak heran jika pedagang sayur menjual sayuran maupun lauk pauk yang masih bagus dan segar.

Inilah salah satu pedagan Valentino Rossi yang saya temukan di pagi hari saat saya sampai di depan tempat saya bekerja.

Pukul 6 pagi ada beberapa pedagang sayur yang sudah mulai berangkat menuju ke lokasi dia berjualan. Para dagang sayur sudah mempunyai wilayah untuk berjualan,jadi tidak boleh sesama pedagang sayur menyerobot wilayah dagangannya. Satu pedagang ada yang mempunyai dua atau tiga wilayah berdagang. Pedagan tersebut harus berburu waktu agar para pelanggannya bisa belanja. Ya....itulah julukan Valentino Rossi,jalan daerah Punggelan yang menanjak dan banyak tikungan, mereka saling kebut di tikungan demi para pelanggannya. Memang sangat berbahaya bagi para pengguna jalan lain, jika mereka mengebut dengan kelebihan muatan. 

Pengalaman saya saat berangkat sekitar pukul 06.40 di jalan yang menanjak ada salah satu pedagan jajanan dengan boks hitam dibelakang jok kanan kirinya. Di belakang saya pengendara tersebut sudah mengebut dan menyalip motor saya, apes boks dagangannya menyenggol punggung kanan saya, yang membuat motor saya tidak seimbang pada akhirnya terjatuh. Alhamdulillah, saya masih bisa dengan dibantu beberapa warga yang melihat kejadian saya. Ada seorang bapak kira-kira berumur 50tahun, yang membantu saya mengendarai motor dan saya membonceng bapak tersebut. Di perjalanan saya berbincang-bincang mengenai identi6saya  sampai saya mengatakan kalau yang menyenggol saya,malah pergi begitu saja.Bapak tersebut terlihat gugup membantu saya sampai saat membayar biaya perawatan kaki dan tangan saya yang lecet-lecet,dia bersikukuh untuk membayarnya. Dalam hati saya baik sekali bapak ini maubantu saya...sungguh salut.Sambil menunggu obat, saya melanjutkan perbincangan dengan menanyakan nama dan alamat bapak...ya Pak Edi pengakuannya yang tinggal di daerah Punggelan, yang tak begitu mengenal daerah tersebut karena saya guru baru di sekolah tempat saya bekerja yakni di SMP N 1 Punggelan. Selasai obat diberikan, kami berpamitan bahkan sampai pak Edi menyampaikan ingin berkunjung ke rumah saya, dan menyampaikan maksudnyaa memohon maaf karena sedang apes sampai membuat saya terjatuh ....yah....saya hanya tersenyum dengan kebingungan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kemacetan di pagi hari setelah pandemi berlalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun