Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gema dan Dentang yang Membawa Terbang Rasa Sedih dari Hiroshima

7 November 2016   15:17 Diperbarui: 8 November 2016   08:34 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit kota Hiroshima di siang itu cerah dan bersahabat, biru muda diiringi awan tipis yang menyemburatkan keramahan. Apalagi disertai hembusan angin sepoi-sepoi dengan suhu udara yang sangat nyaman di kisaran 17 derajat Celsius di akhir bulan Oktober. Musim gugur telah tiba, dan pohon-pohon mulai kehilangan daunnya yang hijau kekuningan.

Jalan-jalan di kawasan Hiroshima Peace Memorial Park terus berlanjut. Setelah bercengkerama dengan anak-anak Jepang di dekat monumen yang berkisah tentang bangau kertas di Children’s  Peace Memorial, sambil menyusuri tepian Sungai Ota, kaki melangkah menuju kerumunan anak-anak yang sedang duduk di taman sambil menimati “lunch Box”. Mereka terlihat begitu disiplin dan tertib. Walau sekali-kali terlihat bercanda sesama teman, tetap  tampak sangat hormat terhadap orang-orang yang lebih tua.

Sebuah gazebo  dengan atap  berbentuk kubah  ditopang  empat buah tiang terlihat di kejauhan. Letaknya kira-kira sepuluh meter dari jalan dan dikelilingi  oleh sebuah kolam dimana terdapat mengapung hamparan bunga teratai. Di dekatnya, terdapat sebuah  prasasti yang menjelaskan nama monumen ini yang ternyata adalah “Peace Bell”  atau Genta Perdamaian.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
 “We dedicate this bell as a symbol of Hiroshima aspiration.  Let all nuclear arms and war be gone, and  the nations live in true peace!  May it ring to all corners of the earth to meet the ear of every men, for in it throb and palpitate the hearts of its peace-loving donors. So may you friends , step forward  and toll this bell for peace”. Demikian ajakan kepada kita untuk maju dan membunyikan genta ini demi perdamaian.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sementara di dekat rerumputan ada lagi sebuah peringatan yang mengatakan bahwa genta perdamaian ini sangat berharga sehingga harus diperlakukan dengan hati-hati dan hanya boleh dipukul setelah gema dari pukulan sebelumnya berhenti. 

Saya mendekat ke genta tersebut. Terbuat dari besi tempa dengan peta dunia terpatri di sekeliling genta. Peta dunia tanpa perbatasan yang melambangkan dunia yang satu sebagai lambang perdamaian.

Saya kemudian membunyikan  genta ini dan memperhatikan bahwa di tempat tongkat menghantam gempa dilukis simbol tenaga atom yang melambangkan harapan penghapusan bom atom dan di sebrangnya ada sebuah cermin yang konon memantulkan suasana hati orang yang membunyikan genta ini. Semoga cermin ini memantul suasana hati saya yang sedang berbahagia!.

Teratai yang ada di kolam biasanya akan berbunga di sekitar bulan Agustus ketika peringatan tragedi bom atom mencapai puncaknya.  Teratai dipilih untuk disemaikan di kolam karena daun teratailah yang digunakan oleh para korban bom atom untuk mengurangi rasa sakit akibat luka bakar. Maklum persedian obat-obatan sangatlah terbatas saat itu. Selain itu, menurut kepercayaan orang Jepang, teratai juga dapat menghibur jiwa-jiwa yang menjadi koraban bom.

Selepas membunyikan genta, hati ini terasa lebih ringan. Seakan-akan beban berat karena membayangan peristiwa di Agustus 1945 sebagian terbawa oleh gema yang membahana ke pelosok dunia.  

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tidak jauh dari genta perdamaian ini, ada sebuah monumen yang tingginya sekitar dua puluh meter. Berbentuk kerangka menara bersusun tiga dengan sebuah jam berbentuk bola di atasnya. Sebuah prasasti menerangkan bahwa monumen ini bernama “Peace Clock Tower” .

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pada prasasti ini tertulis bahwa jam ini akan berdentang setiap pagi pada pukul 8.45. Detik-detik ketika bom atom diledakan pada Agustus 1945. Dentangan jam ini berisi doa untuk perdamaian abadi  dan diharapkan semoga dentangan ini menggema ke sudut-sudut bumi sehingga seluruh manusia dapat menjawab doa ini.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Berjalan di pusat kota Hiroshima, pesan perdamaian memang terus menggema. Dan saya kemudian terus melangkah menyusuri  tepian Sungai Ota, lalu melewati Jembatan Aoai. Dari sini, dapat dilihat bangunan-bangunan ikonik di kota Hiroshima. Salah satunya adalah A Bomb Dome yang hanya tinggal kerangkanya saja. Tampak indah dengan bayang-bayangnya yang membentuk siluet di kejernihan air sungai Ota,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun