Mohon tunggu...
Ratna Wungouw
Ratna Wungouw Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pekerja

Just Ratnaa...satu dari ribuan kartini abad 21

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

I am Falling In Love

28 Maret 2018   12:15 Diperbarui: 28 Maret 2018   12:25 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : jennytajah.blockspot.com

Juni 2017

Malam itu aku melihatnya memasuki pintu besar ball room hotel, di sebuah acara usang tempat bertemuanya masa lalu, begitulah aku memaknai sebuah reoni. Dia tampak canggung dan sedikit bingung, mungkin mencari cari siapa yang bisa di kenalinya. 

Berambut panjang melewati bahu, nampak cantik dan menarik dengan jeans biru dan hem putih berenda sesuai dress code yang sudah ditentukan. Entah kenapa mataku tiba tiba seperti tak bisa lepas memandang nya dari kejauhan.  Seperti ada sesuatu yang menarikku di kedalaman air saat melihatnya. Kenapa ada rasa yang seperti nya menyeretku ke sebuah masa, yang aku tak tau kapan dan dimana.

Aku berusaha membongkar memoriku 25 tahun lalu, siapa pemilik rambut panjang itu, teman sekelas kah...tidak mungkin, aku masih ingat dengan baik semua teman sekelasku. Kelas lain...kira kira seperti apa dia 25 tahun lalu, sia sia aku mencoba mereka reka dan menerka. Tidak ada ide yang cocok yang bisa memberitahu siapa dia di masa lalu. Mungkin kecelakaan parah empat tahun lalu yang menyebabkan aku koma dua minggu sudah mempengaruhi kemampuan memoriku.

Tapi kenapa juga aku harus sibuk sendiri mencari tau siapa dia. Entahlah, aku merasakan chemistry yang kuat saat memandangnya. Ah..bullshit kan, berbicara saja belum..menyapa juga enggak, bahkan sekedar berpapasan juga enggak. Mungkin otak laki laki ku saja yang sedang bereaksi, nggak bisa melewatkan sesuatu yang good looking. Normal dan sangat alami.

Terngiang pesan istriku saat aku berangkat tadi, jangan terseret masa lalu seperti kebanyakan orang yang mendatangi reoni. Tentu tidak, aku tidak punya masa lalu di acara ini, kataku dengan pede nya. 

Dan tiba tiba saja, hatiku merasa tersesat di keramaian 250 teman tempo dulu. Aku mengumpat pelan dalam hati saat muncul pemikiran yang tidak logis, mungkinkah aku jatuh cinta lagi, jatuh cinta pada pandangan pertama, di usiaku yang tak lagi muda. 

Banyak dari teman teman perempuam yang datang malam ini , teman teman yang dulu populis dan cantik, yang sampai malam inipun tetap populis dan menarik, tapi kenapa harus pada dia, yang tidak pernah aku kenal sebelum nya. Yang aku merasa dia tidak pernah ada di sekolah. Dari kejauhan kulihat senyum nya, cara nya bersikap, cara nya bicara, dan semuanya cukup membuat hatiku terasa hangat. Aku harus berjuang untuk  mengalihkan pandanganku.

Ah biarlah, abaikan saja perasaan perasaan tidak bermutu ini. Toh di banding istriku, masih cantikan istriku kemana mana. Heiii...kenapa aku jadi membandingkan, sial..aku benar benar mengutuk pertemuan malam ini. Segera pulang dan semua akan baik baik saja. Toh aku juga tidak mengenalnya sama sekali. Tapi kenapa aku merasa dia sangat dekat denganku, aku benar benar tidak mengerti.

Penghujung acara, aku harus bergeser tempat duduk menuju selasar sisi barat untuk bersalaman dengan teman, berpamitan dan bubaran. Tiba tiba terasa ada yang menepuk bahuku, begitu aku menoleh....seseorang yang sejak awal sudah mampu membuatku mengumpat, mengutuk sekaligus berdebar, dia sudah ada di depanku, mengulurkan tangannya dan berkata " apa kabar mas ". Sesaat setelah menyalamiku, dia berbalik arah berbaur dengan teman teman lain , meninggalkanku yang mematung sendirian, sibuk mententramkan hati. 

Dan duniaku pun terhenti seketika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun