Mohon tunggu...
Ratna BCahyani
Ratna BCahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sekadar hobi namun juga cinta. Just hobby but I also in love with it. Hope you guys enjoy my words.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pria "Negeri Api"

20 Juni 2018   23:00 Diperbarui: 20 Juni 2018   23:03 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pria "Negeri Api" yang berkarisma, gagah nan cerdas dengan setelan suit hitam yang ia kenakan setiap ia berada di dunia penerbangannya dan senyuman yang sangat memukau tersebut berada sangatlah jauh beribu-ribu kilometer dari seorang gadis sastra sederhana yang penuh impian di dirinya.

Seorang gadis yang telah lama mendambakan salah satu harapannya menjadi nyata, cukup lama memang dia mendambakannya. Sebuah harapan yang tidak mudah untuk dicapai, bertahun-tahun, dia menjaga hatinya, berdoa, berharap, dan menunggu.  Berharap sebuah harapannya itu juga setia dan tulus seperti yang ia lakukan, banyak harapan yang ia dambakan hingga ia takut lagi untuk berharap yang lebih. 

Namun ini sudah merupakan harapan yang paling besar dan harapan yang terakhir, sudah sewajarnya ia berharap seperti ini. Ya, seorang gadis sastra dan hubungan jarak jauhnya bersama seorang pria  dari "Negeri Api", sudah sewajarnya ia mendampakkan pertemuan yang pertama setelah bertahun-tahun ia menjalani sebuah hubungan ini. Mungkin sebuah pertemuan pertama yang sederhana namun sangat berarti bagi keduanya.

Beberapa bulan kemudian setelah ia merenungkan sebuah harapannya dan perkataan seorang pria dari "Negeri Api" tersebut, cukup lama ia terlambat menyadari bahwa ia di jalan yang salah selama ini dan ia juga menyadari bahwa ia sudah menghabiskan masa-masa remajanya yang indah hanya untuk menunggu, berharap dan berdoa kepada orang yang salah. 

Sampai pada akhirnya sebuah harapan itu pun menjadi pudar bersama hubungan, kenangan  dan ribuan jarak diantara mereka, penantian ribuan menit, detik  dan jarak pun sekarang sia-sia. Tak ada cinta dan harapan lagi akan keduanya. 

Cukup bahkan lebih sakit daripada sakit akan kehilangan pena disaat ujian tulis tiba, sebuah hubungan yang bertahun-tahun dibangun dengan suka dan duka bersama, sebuah penantian bermenit-menit, berdetik-detik, bertahun-tahun hingga pengorbanan akan perbedaan waktupun berakhir dengan persoalan  "Its impossible if we meet now, I will visit you when you get married".

Sebuah kalimat sederhana yang mampu menghancurkan semua impian emas pada gadis sastra tersebut. Hingga akhirnya mereka memilih untuk menjalani hidup masing-masing seperti biasanya, ini berawal pada malam tahun baru yang sangat indah dengan gemerlapnya pesta kembang api dan sorakan, tawa serta kebahagiaan manusia di muka bumi ini.

Gadis sastra inipun tak mau kenal akan namanya cinta sejati darimanapun lagi, baginya cinta sejati hanyalah sebuah omong kosong untuk saat ini. Akhirnya pun ia melepaskan semua harapannya dan membiarkan apapun terjadi sesuatu alurnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun