Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

IndiHome: Nyata Tanpa Batas Membangun Negeri

17 Juli 2022   23:32 Diperbarui: 17 Juli 2022   23:59 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program #Internetnyata ini memiliki misi 3C: penyaluran fasilitas akses internet dan fasilitas pendidikan masyarakat yang terdampak pandemi. mampu menanggulangi dampak dari pandemi secara bersama-sama melalui akses digital yang merata. Selain itu, dengan hadirnya IndiHome di seluruh wilayah negeri, masyarakat diharapkan dapat beraktivitas tanpa batas dan memenuhi kebutuhan digitalnya bersama koneksi internet cepat dari IndiHome.

Internet Cepat Pacu Produktivitas

Sebagaimana dikutip pada laman Kompas, pertumbuhan jumlah pelanggan Indihome sebesar 11,4 persen dengan melayani jumlah pelanggan sebanyak 8,3 juta dari 496 kabupaten/kota di Indonesia. Peningkatan jumlah pelanggan ditindaklanjuti dengan optimasi pelayanan yakni penambahan panjang jaringan berbasis fiber optic hingga 1.898 km. Hal yang membuat berdecak kagum adalah komitmen #Internetnyata tersebut sejalan dengan pemaksimalan kualitas infrastruktur jaringan fiber backbone yang mencapai 169.833 km atau setara 4 kali keliling bumi.

Kondisi ini sudah jauh lebih baik, dimana pada tahun 2017 yakni awal kemunculan IndiHome ternyata tidak banyak masyarakat yang benar-benar tahu tentang program Telkomsel ini. Indihome merupakan produk bundling sehingga harga yang ditawarkan kepada pelanggan juga harga paket sesuai kebutuhan paket yang digunakan oleh pelanggan. Saat itu produk IndiHome selain sebagai jaringan telekomunikasi, juga sepaket dengan layanan internet dan tontonan berbayar selain TV lokal. Kemudian pada masa pandemi tahun 2020, barulah IndiHome berinovasi kembali dengan misi pemerataan akses digital.

Kemudahan menjalankan bisnis dengan sistem jaringan internet salah satunya adalah kemudahan dalam monitoring secara otomatis melalui website dan juga dari platform lainnya. Bayangkan misalnya, untuk menyewa toko konvensional saja harga sewanya bisa mencapai puluhan juta dalam setahun. Sekarang dengan memanfaatkan ruangan di rumah, bisnis dapat berjalan dengan bantuan fasilitas internet. Tidak terbatas pada pemesanan online pada sektor garmen saja, makanan dan minuman juga dapat dikerjakan dari rumah, tanpa harus punya warung atau kafe terlebih dahulu. Fasilitas internet khususnya IndiHome memang terasa nyata di tangan pelanggan khususnya pelaku usaha.

Hasil survey Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia pada tahun 2017 telah mempublikasikan hasil survey perilaku pengguna internet di Indonesia. Hasilnya menunjukkan komposisi penggguna internet di dominasi oleh masyarakat usia kerja. Di Indonesia usia kerja berkisar dari 16 -- 64 tahun, hal ini berarti lebih dari 50% pengguna internet merupakan masyarakat usia kerja. Dengan data tersebut, kita dapat mengamati tren jumlah tenaga kerja bersamaan dengan jumlah pengguna internet, apakah linear atau pertumbuhan salah satunya lebih cepat.

Data dari perbandingan pengguna internet dan partisipasi tenaga kerja selama tahun 2005 hingga 2017 menunjukkan tren yang berbeda. Jumlah pengguna internet sejak tahun 2005 hingga tahun 2017 merangkak dan tumbuh pesat pada tahun 2011 dan melapaui pertumbuhan tenaga kerja pada tahun 2016 dan 2017. Sejalan dengan hal tersebut, rancangan rencana strategis pemerintah tahun 2015-2019 yakni pengembangan 1.000 startup digital, UMKM Go Online dan petani nelayan go online perlu di dukung dengan internet cepat hingga ke pelosok. Salah satu terobosan IndiHome dalam mensukseskan program Kominfo adalah Peluncuran Saluran Neptune TV. NeptuneTV adalah kanal yang menayangkan video-video tentang sektor kelautan dan perikanan, yang merupakan hasil kolaborasi antara IndiHome dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

 Membangun Desa Digital, Jalan Monitoring Dana Desa

 Satu aspek yang belum pernah terpikirkan adalah bagaimana mengintegerasikan Desa Digital sebagai bagian dari sistem monitoring dana desa dan program pembangunan desa. Saat ini telah ada 33 Desa rintisan digital, atau yang dikenal dengan Digital Valley. Pengelolaan dana desa yang rawan penyalahgunaan dan ketidakberpihakan anggaran pada sektor esensial sebenarnya dapat diminimalisir melalui integrasi desa digital sebagai bagian dari sistem monitoring dana desa. Lalu penerapannya seperti apa? Apakah cukup mudah dijalankan oleh perangkat desa?

Selama ini serapan dana desa selalu diarahkan untuk kegiatan pembangunan fisik dan infrastruktur. Pada tahun pertama, hal itu cukup masuk akal dianggarkan, namun bagaimana dengan kucuran dana desa pada tahun ke-dua, ke-tiga dan hingga lima tahun perencanaan? Untuk menghindari pemborosan anggaran pada sektor yang tidak berdampak signifikan dan juga menghindari adanya penyalahgunaan dalam pengelolaan dana Desa, maka skema integrasinya dapat dibuat sebagai berikut:

ist
ist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun