Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Travel to Remote", Mama Penjual Ikan dan Koki Kapal Penjual Es Krim

8 Maret 2019   00:31 Diperbarui: 8 Maret 2019   22:58 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kegiatan jual beli tangkapan laut di dermaga Distrik Roswar (Foto:Dokumentasi Ratih)

Rencana Strategis Pengembangan Tol Laut Indonesia/detik.com
Rencana Strategis Pengembangan Tol Laut Indonesia/detik.com
Saya sering berpikir-pikir tentang beberapa rencana strategis pemerintah pusat yang turun ke daerah-daerah terpencil dan tertinggal. Mencoba berpikir postif bahwa pemerintah pusat sebenarnya selalu punya niat baik dan ide besar dalam membangun daerah-daerah prioritas agar mampu mengejar target pembangunan, setara dengan daerah maju lainnya di Indonesia. Namun ketika di level implementasi/action plan jujur saja saya kadang merasa skeptis. 

Program-program strategis ini nyatanya ketika sampai di daerah (seperti tol laut) ternyata tidak sementereng kedengarannya ketika digaungkan pada saat debat capres. Tol laut ini bukan hanya soal bagaimana menyamaratakan/keseragaman harga misal semen di Indonesia Timur dan Pulau Jawa. 

Tidak sesederhana itu pastinya, Tol laut pasti direncanakan untuk tujuan yang lebih besar, bukan tentang apa yang dari luar dibawa masuk ke daerah, tapi sebaliknya apa yang ada dari daerah yang bisa juga dibawa keluar. 

Suatu hari saya iseng bertanya ke salah satu pejabat tata ruang, sejauh ini seperti apa sih ketergantungan pemerintah daerah tentang tol laut di daerahnya? Saya menanyakan apakah ada rencana strategis daerah untuk memanfaatkan tol laut ini untuk mendongkrak produk unggulan penduduk yang bisa dibawa keluar,jawabannya ternyata jauh dari ekspektasi saya. Nyatanya masyarakat dan pemerintah daerah belum bergerak sejauh itu. 

Saya tidak mengatakan apakah tol laut di semua tempat kurang berhasil menggairahkan geliat ekonomi masyarakat. Tol laut ini adalah ide yang sangat jenius sehingga sangat disayangkan bila tidak ada rumusan strategis dalam kerangka program yang jelas tentang apa saja yang akan dilakukan, digerakkan pemerintah daerah agar keberadaan tol laut ini tidak sia-sia. 

Dokpri
Dokpri
Pemerintah juga turut andil dalam mengoptimalkan peran/fungsi tol laut, baik dalam bentuk kebijakan rencana strategis maupun regulasi yang menguntungkan kedua belah pihak. Mungkin kita belum pernah berbicara sejauh itu, karena nampaknya di daerah ini tol laut hanya berperan satu arah, bukan timbal balik.

Pembenahan di sana-sini memang diperlukan, terutama dalam level rencana program kerjasama bagi setiap daerah yang menjadi wilayah pelayanan tol laut. Pemerintah harus tahu benar dan punya data cukup detil setiap sektor pertanian, perikanan, perkebunan bahkan peternakan yang kemudian dikelola (packaging produk olahan) sedemikian rupa untuk dibawa melintasi rantai-rantai pemasaran se-Indonesia melalui tol laut.

Dengan mengusung konsep konektivitas antar pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia, sudah selayaknya tol laut menjadi salah satu infrastruktur yang layak menjadi primadona setara dengan pembangunan bandara. Tol laut akan menjadi lambang kemaritiman kebanggaan Indonesia bila dikelola dengan benar. 

Bila tol laut ini berhasil, mungkin saya tidak akan pernah lagi melihat proses jual beli unik antara mama-mama penjual ikan dengan penumpang kapal atau  koki kapal yang menjual es krim ke anak-anak. Dalam segala kondisi ketertinggalan, disitu saya merasa membutuhkan kehadiran senyata-nyatanya peran pemerintah.

Tabik.

***
Tulisan ini disusun dalam seri Travel to Remote: Papua Barat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun