Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Plus Minus Media Sosial

21 Januari 2023   20:12 Diperbarui: 21 Januari 2023   20:13 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sampoerna university

 

Keberadaan teknologi termasuk media sosial memang menjadi era bagi dunia global kita. Ini mengubah dan mempengaruhi banyak hal di dunia. Cara menjual tidak lagi secara tradisional dan manual melainkan bisa dengan cara online. 

 Begitu juga pendidikan; banyak inovasi yang bisa dilakukan apalagi saat pandemic Covid 19, teknologi amat menolong dunia pendidikan kita karena pengajaran melalui internet jadi maksimal tanpa harus tatap muka yang memang dihindari saat pandemic. 

 Internet menjadi "mahkota" untuk dunia komunikasi. Orang tak lagi harus mengirim surat kepada kolega yang berada di luar kota atau di luar negeri. Orang tak perlu lagi harus mengirimkan telegram untuk mengabarkan kedukaan atau kesenangan. Kini semuanya bisa dalam satu klik alias satu detik saja. Semuanya mudah dan murah.

 Namun teknologi termasuk media sosial memang punya dampak buruk. Yaitu mudahnya kita terpengaruh dengan hal-hal yang tampak di timeline kita. Gaya berpakaian atau Drama Korea mempengaruhi banyak perempuan Indonesia untuk mengikuti trend mereka. Jadilah kosmetik, baju -dan lagu-lagu korea laris manisa, lupa bahwa Indonesia punya budaya yang juga luarbiasa bagus dan dikagumi oleh banyak orang. 

Selain itu internet dan medsos juga punya dampak buruk yaitu kriminalitas dan radikalisme. Baru-baru ini kita mendengar dua orang remaja berumur 14 dan 17 tahun, membunuh seorang anak berumur 11 tahun. Mereka tergiur tawaran di marketplace soal jualbeli ginjal. Iklan di marketplace itu menawarkan uang 1,2 miliyar untuk satu ginjal. 

 Sayangnya mereka tak tahu bahwa penjualan organ itu tidak mudah dan melanggar hukum. Kini mereka ditahan pihak berwenang karena aksinya itu. Sungguh satu kejahatan di luar nalar yang dilakukan oleh dua remaja itu. 

 Internet dan medsos juga mempengaruhi orang dalam hal kejahatan yang mengatasnamakan agama. Karena terpengaruh oleh ajaran yang tidak seharusnya dalam agama, orang menjadi intoleran, radikal bahkan beberapa orang memilih jalan terorisme. 

 Kita bisa melihat fenomena ini saat ISIS masih jaya di tahun 2011-2014 dimana mereka melakukan kampanye  massif melalui medsos. Di platform telegram, mereka memposting seakan perjuangan ISIS adalah perjuangan agama Islam karena bagaimanapun menurut mereka, kekhilafahan harus terwujud. Dan siapa saja yang ikut dalam perjuangan ISIS akan mendapat imbalan finansial yang sangat baik. 

Karena itu kita bisa menemukan banyak sekali warga Indonesia yang tergiur atas kampanye itu. Mereka rela meninggalkan keluarga besarnya, bahkan membawa keluarga besarnya untuk perjuangan ISIS di Suriah. Bahkan banyak diantara mereka yang membakar paspornya demi membela kekhilafahan yang mereka impikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun