Pada abad ke-12, lahirlah konsep Universitas Magistrorum et Scholarium sebuah tempat suci bagi para pemikir, pencari ilmu, dan para pemberontak intelektual yang haus akan diskusi dan pencarian kebenaran. Di sini, pemikiran bebas bukan hanya dibiarkan, tetapi dirayakan.
Tapi, itu dulu.
Sekarang, di sebuah sudut negeri, ada sebuah institusi yang mengaku universitas tetapi lebih pantas disebut pabrik pencetak robot akademik.
Di sini, Scholarii tidak dididik untuk berpikir, tetapi untuk tunduk, patuh, dan diam.
Bukan Akademia
Universitas seharusnya menjadi arena pertarungan gagasan, tempat di mana mahasiswa diuji untuk mempertanyakan, mendebat, dan merumuskan solusi bagi persoalan masyarakat. Tapi di kampus ini, skenarionya sudah diatur:
Masuklah sebagai mahasiswa, tapi keluarlah sebagai buruh korporat tanpa daya kritis.
Ikuti aturan, jangan bersuara, dan jadilah "produk unggulan" yang tidak akan mengganggu sistem.
Jangan pernah mengkritik kebijakan kampus, karena di sini, akademia tunduk pada kepentingan keuangan.
Selamat datang di universitas rasa pabrik, tempat di mana skripsi lebih penting dari logika, absensi lebih dihargai dari kebebasan berpikir, dan bayar-membayar lebih utama daripada kualitas pendidikan.
Jika Galileo Hidup di Kampus Ini, Mungkin Dia Sudah D.O
bagaimana pemikir besar seperti Galileo, Socrates, atau Ibnu Khaldun harus berhadapan dengan kekuasaan yang takut pada pemikiran bebas. Tetapi bayangkan jika mereka masuk ke kampus rasa pabrik ini.
Galileo mungkin tidak sempat membuktikan teori heliosentris karena sudah dipanggil PPKPT untuk "diberi pembinaan."
Socrates akan dipaksa menandatangani surat pernyataan agar tidak "memprovokasi" mahasiswa lain dengan pemikirannya.
Ibnu Khaldun? Mungkin akun kampusnya akan dinonaktifkan sebelum ia sempat menyusun Muqaddimah.
Ya, inilah kampus yang lebih takut pada mahasiswa berpikir daripada mahasiswa yang malas belajar.
Organisasi Ekstra? Haram! Bertanya? Melanggar Etika!
Universitas pabrik ini memiliki hukum besi yang tak tertulis:
1. Jangan ikut organisasi ekstra kampus!
Karena di sini, mahasiswa hanya boleh sibuk dengan tugas dan ujian. Bukan sibuk dengan berpikir dan bergerak.
2. Jangan berani mempertanyakan kebijakan kampus!
Karena kalau bertanya, siap-siaplah menghadapi sidang akademik ala interogasi intelijen.
3. Komentar di media sosial? Hati-hati, bisa kena sanksi!
Ingat, di kampus ini, yang berhak bicara hanya mereka yang duduk di kursi birokrasi.
Dan yang paling ironis?