Mohon tunggu...
Rasyid Musdin
Rasyid Musdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (2015)

Apa saja saya tulis, asalkan bisa di tulis. Musik Klasik kesukaanku, bermimpi dan mendaki adalah jiwaku, buku adalah kekasihku, dan membaca buku adalah kewajibanku. Dengan menulis, dunia mengenalku. Dunia mengenalku, maka aku adalah pelaku sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tulang Rusuk yang Patah

21 Mei 2022   23:22 Diperbarui: 22 Mei 2022   00:30 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://m.merdeka.com/gaya/5-cara-untuk-mensyukuri-patah-hati.html

Ku bilang aku mencintaimu, kau  tidak mempercayaiku.

Ku beri seutas tali bahagia, kau malah memutuskannya.

Lalu, dengan puisi baru, aku merayumu.

Dengan yakin kau menolakku.

Bahkan dengan samar, ku dengar kau bertutur, 

sebuah kalimat yang membuatku jatuh tersungkur.

Nyatanya, rasaku tak pernah kau labuhkan dalam sanubarimu.

Hasrat-hasrat yang ku harap, kau padamkan bersama malam gelap.

Walau begitu, aku masih mengharapkan cahaya.

Cahaya bahagia yang kau leburkan bersama cinta.

Tetap masih sama, kau menghitam.

Maka biarkan waktu menghancurkan putihnya doa.

Dan pada saat itu, kau bukan cinta, hanyalah hati yang retak.

Kau tulang rusuk yang  patah.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun