Mohon tunggu...
rasyid karami
rasyid karami Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Total Orang-orang Gokil

Belajaar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Sex Education untuk Anak Usia Dini namun Tabu di Masyarakat

21 April 2021   20:58 Diperbarui: 22 April 2021   08:45 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih minimnya Sex Education pada anak usia dini di Indonesia, saat ini merupakan masalah yang sangat pelik dikarenakan masih kentalnya adat ketimuran ditambah dengan unsur agama yang ketat membuat sebagian besar orang tua menganggap sex education adalah hal yang tabu untuk diberikan kepada anak-anak dan remaja. Padahal, jika kita membekali anak dengan pendidikan seks yang memadai akan sangat krusial untuk membantu anak memamahami batas- batas norma sehingga dapat melindunginya dari resiko pelecehan hingga penyimpangan seksual pada anak di kemudian hari.

Maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak-anak dan remaja di Indonesia saat ini membuat para orang tua sangat khawatir kepada anak-anak mereka, kekerasan dan pelecehan seksual dapat terjadi kepada siapa saja dan tidak pandang umur dengan gender apapun, namun para perempuan menjadi gender yang paling rentan dan banyak menjadi korban dari kekerasan dan pelecehan seksual yang banyak terjadi di lingkungan masyarakat.

Apalagi dengan berkembangnya teknologi di jaman sekarang yang mana dapat membuat orang- orang semakin mudah dan transparansi untuk mencari berbagai informasi yang mana bisa di akses melalui internet, dan itu semua sangat memungkinkan untuk sebagian besar anak-anak dan remaja memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengakses berbagai konten berbau seksual dan sumber untuk mencari informasi yang berbau seksual karna keingintahuan yang besar pada anak- anak dan remaja pada usia tersebut sangat tinggi. Akibatnya, kasus pornografi, pelecehan seksual hingga perilaku seks bebas di kalangan remaja kerap terjadi dan menghiasi berita nasional.

informasi kita pun akhirnya menjadi terbatas tentang pendidikan seks tapi dengan perkembangan teknologi di jaman sekarang kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang sex yang beredar luas, namun sebenarnya hal itu belum tentu dimaksudkan untuk mendidik bisa saja hal itu untuk kesenangan belaka, kalo seperti itu bisa bahaya juga, karena kita bisa mendapatkan informasi tentang yang tidak berdasarkan fakta dengan data yang benar karna emang tidak di maksudkan untuk memberikan pendidikan seperti Film Bokep. Kedua orang tua jua harus tahu bahwa ada 5 fase yang akan di lewati oleh anak mereka dan itu semua juga bisa di dapatkan dari kita mempelajari Sex Education yang benar, dan orang tua juga harus siap menjawab apa bila anak sudah mulai bertanya, Bu, kenapa bisa ada dede bayi nah disitu orang tua harus menjawab dengan jujur dan harus menggunakan bahasa yang tepat dan dengan memberikan pemahaman yang benar, dan tidak kalah pentingnya orang tua juga harus memberikan pendidikan tentang apa saja yang boleh di pegang dan tidak boleh di pegang seperti alat vital dan bagian mana saja yang tidak boleh di perlihatkan pada orang lain agar anak bisa terhindar dari pelecehan atau kekerasan seksual pada kemudian hari.

Komisi Nasional anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat jumlah kekerasan seksual selama 2019 mencapai 4.898 kasus. Jumlah ini menurun jika dibandingkan tahun 2018 silam. "Pada 2018 jumlah kasus kekerasan seksual justru mencapai

5.280 kasus," kata Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi, saat dihubungi. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (2/7). Namun, kata dia, penurunan kasus itu tergantung pada pengembalian kuesioner berkaitan dengan kasus kekerasan seksual baik pada anak ataupun perempuan. Ia merincikan dari 4.898 kasus kekerasan seksual tersebut dibagi menjadi dua bagian lagi yakni ranah personal berjumlah 2.807 kasus dan ranah komunitas 2.091 kasus. "Sementara itu sampai dengan lima bulan pertama tahun 2020, di mana terjadi pandemi Covid-19, kami telah menerima laporan sebanyak 461 kasus," ujar dia. Dari jumlah tersebut, 258 kasus adalah kekerasan seksual di ranah KDRT/Relasi Personal kemudian untuk ranah komunitas berjumlah 203 kasus kekerasan seksual.


Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Boyke Dian Nugraha mengungkapkan berbagai alasan mengapa memberi pendidikan seks sejak dini pada anak sangat penting. Dr.Boyke mengatakan, memberi pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari pelecehan seksual. "Anak-anak kita tidak mendapat pendidikan seksual sejak dini. Sementara orang yang mengincaranak ada di sekelilingnya. Ketika terjadi pelecehan seksual, anak yang tidak tahu menganggap hal itu bukan masalah," terang Dr.Boyke dalam acara peluncuran buku "Adik Bayi Datang Dari Mana?" di Jakarta, Pendidikan seks juga mencegah perilaku seks bebas, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, pemerkosaan, hingga penularan penyakit seksual. Dr.Boyke mengatakan, kurangnya pengetahuan tentang seks bisa menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan pada usia dini. Akibatnya, bisa membuat anak melakukan aborsi tidak aman dan berujung pada peningkatan risiko kematian ibu. "Kasus aborsi yang tidak aman per tahun menyumbang angka kematian ibu. Itu karena mereka kurang mendapat pendidikan seks," kata Dr.Boyke.

Menurut Dr. Eka Viora, Sp.K.J., pendidikan seks untuk anak usia dini sudah seharusnya dilakukan, karena akan mempengaruhi kehidupan anak ketika remaja. " Selama ini, pendidikan seks dianggap tabu dikalangan masyarakat. mereka berpendapat bahwa pendidikan seks belum pantas diterima oleh anak usia dini, padahal pendidikan seks sangat berpengaruh untuk kehidupan anak ketika remaja. Karena nantinya mereka bisa berhati-hati dengan perlakuan berbahaya yang bisa diterimanya, seperti pelecehan seksual misalnya," jelasnya. Dr. Eka Viora mengatakan, orang tua merupakan aktor utama dalam hal pendidikan anak usia dini. "Orang tua sebagai wahana belajar utama bagi anak, karena orang tua lah yang paling tepat untuk memberikan pendidikan seks pada usia dini", terangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun