Mohon tunggu...
Rasya dy Shamrat
Rasya dy Shamrat Mohon Tunggu... Petani - HM R

Belajar untuk meyakinkan usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Valentine Day: Memoar Luka Seorang Perempuan

14 Februari 2019   21:51 Diperbarui: 14 Februari 2019   22:05 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu di masa kekaisaran Roma, ada sebuah titah Raja yang melarang para prajurit kerajaannya untuk menikah demi terciptanya stabilitas politik. Raja menganggap para prajurit akan lebih fokus menghadapi peperangan apabila mereka tidak memiliki ikatan batin dengan suatu apapun, dan pernikahan dianggap sebagai sebuah hambatan. Raja pun mengisyaratkan kepada seluruh pendeta agar tidak menikahkan prajurit-prajurit kerajaan.

Para pendeta patuh terhadap perintah ini, dan semua prajurit pun terlihat setia terhadap perintah rajanya. hingga suatu hari seorang pendeta bernama Santo Valentino berani menabrak kebijakan raja. Dalam format clandestein (dalam teori politik ini berarti gerakan bawah tanah), secara diam-diam Santo Valentino berani menikahkan para prajurit kerajaaan yang hendak menyatukan cinta dengan kekasihnya. Alasan Santo Valentino berani melanggar kebijakan kerajaan sangat sederhana, bahwa setiap manusia sejatinya memang dikaruniai ketertarikan terhadap lawan jenis, dan itu berarti pernikahan adalah sebuah hal yang secara lahiriah tidak dapat dihindari dalam kehidupan.

Namun pada akhirnya gerakan Vanto Valentino diketahui oleh penguasa, dan ia dihukum mati pada tanggal 14 Februari.  Dibunuhnya Santo Valentino karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu Raja Claudius II (268 -- 270 M). Untuk mengagungkan dia (Santo Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian Valentine sebagai "upacara keagamaan".

Akan tetapi sejak abad 16 M, "upacara keagamaan" tersebut mulai berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi "perayaan bukan keagamaan". Hari valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi Kuno yang disebut "supercalis" yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Setelah orang-orang romawi itu masuk agama nasrani (kristian), pesta "supercalis"  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian santo valentine. penerimaan upacara kematian santo valentine sebagai "hari kasih sayang" juga dikaitkan dengan kepercayaan orang eropah bahwa waktu "kasih sayang" itu mulai bersemi bagaikan burung jantan dan betina pada tanggal 14 februari.

Dengan berkembangnya zaman, seorang "martyr"  bernama santo valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya (jauh dari arti yang sebenarnya). manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari valentine. hari valentine atau valentine's day adalah sebuah hari dimana para kekasih menyatakan cintanya dan dirayakan setiap tanggal 14 februari. pada zaman sekarang ini banyak orang mengenal valentine dengan diasosiasikan bersama para pecinta yang saling bertukaran notisi-notisi yang berbentuk valentine seperti greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado (bertukar-tukar memberi hadiah yang identik dengan cokelat dan mawar).

Perayaan valentine day biasanya dirayakan oleh para kaum pendidik, dan biasanya dihari velentine itu banyak remaja melakukan suatu kesalahan. tapi mereka akan mengatakan bahwa kita melakukan semuanya hanya karena "velentine" atau hari kasih sayang, sungguh sangat menyedihkan. Pantaskah sebuah kehormatan dinodai dengan satu hari saja???.

Perilaku remaja saat ini sungguh diluar batas kewajaran hal ini disebabkan karena para remaja kurang memaknai apa sebenarnya tugas dan fungsi sebagai remaja yang harusnya lebih banyak menghabiskan waktu mudanya untuk belajar. Namun Valentine Day atau hari kasih sayang sudah seperti virus yang telah menyebar bukan hanya umat kristriani, tapi umat islam juga telah banyak merayakannya. padahal tidak ada dalam ajaran islam untuk ikut merayakan hari valentine day, tapi kenyataannya banyak yang tidak tahu apa itu velentine tapi telah ikut merayakannya dan akhirnya terjerumus kedalam jurang kegelapan.

Melihat fenomena yang tidak atau telah ada dan telah terjadi, dimana hanya karena velentine seorang perempuan rela memberikan kehormatannya tanpa memikirkan akibat dari semua perbuatannya, bayangkan!!! hanya dalam satu malam banyak remaja yang melakukan tindakan tidak senonoh hanya karena velentine day. Apa jadinya para generasi muda yang harusnya memberikan prestasi yang luar biasa malah menjadi budak diantara ketidakpahaman hari valentine day.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merusak akidah muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan (bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

Sebagai seorang muslim dan muslimah tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari islam dalam agama islam sendiri sudah banyak bacaan yang membahas tentang larangan mengikuti jejak kaum nasrani atau non islam, dalam Al -- Qur'an (Surah Al-Isra : 36) " dan janganlah kamu megikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabnya". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun