Mohon tunggu...
Penulis Jalanan
Penulis Jalanan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Semoga kalian terhibur dengan artikel-artikel yang saya buat di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cakrawala

19 September 2021   14:44 Diperbarui: 19 September 2021   14:45 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih teringat jelas dalam benak-ku ketika kita masih bisa tertawa bersama-sama. Menceritakan lelucon ringan mengitari sebuah api unggun ketika acara perkemahan. Kau dengan suara indahmu, aku dengan gitar solo ku, kita berdua memecah sepinya malam saat ini. Kawan-kawan yang tadinya tertidur pun terbangun, mimpi mereka harus mengalah oleh godaan suara malaikat yang terdengar dari mulut seorang manusia.

Kentang rebus menjadi pilihan ketika menemani malam menunggu datangnya fajar kala itu. Kita berada di lereng gunung menantikan kedatangan Sang Surya dari balik cakrawala. Benar-benar kenangan yang tak bisa ku lupakan. Bagaimana dengan mu?

Kita lumayan bersenang-senang disana. Padahal aku mengharapkan hanya momen berduaan-tidak jadi karena aku tahu itu dilarang. Tapi, setidaknya masih ada dirimu disini. Ya Tuhan, aku tak mau momen ini berakhir hanya sampai Matahari tampak!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun