Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Hilangnya Fenomena Indent Peuyeum Ketan Kuningan Tahun Ini

11 Mei 2020   22:37 Diperbarui: 11 Mei 2020   23:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Kuningan yang berada di kaki gunung Ciremai mempunyai banyak kuliner khas. Salah satunya adalah peuyeum ketan yang dibungkus daun jambu air.

Seiring dengan kebiasaan rakyat Indonesia yang suka membawa oleh-oleh pada saat bepergian, maka oleh-oleh menjadi bisnis yang berkembang pesat sampai dengan akhir tahun kemarin.

Tidak perlu dipertanyakan lagi betapa banyaknya orang Kuningan yang merantau ke Jakarta ataupun kota besar lainnya. Anda bisa tanyakan kepada pedagang indomie rebus, tukang rokok pinggir jalan ataupun tukang nasi goreng. Kebanyakan dari Kuningan.

Belum lagi pegawai blue collar yang mengadu nasib di Jakarta seperti saya misalnya. Istilah kata jika Lebaran Idul Fitri, kota Kuningan yang biasanya sepi tiba-tiba jadi padat dengan kendaraan dengan plat B.

Budaya membawa oleh-oleh menjadi seakan-akan wajib hukumnya jika sudah datang ke Kuningan. Peuyeum ketan menjadi oleh-oleh favorit karena rasanya yang unik.

Berbeda dengan peuyeum singkong Bandung, peuyeum kuningan dibuat dari beras ketan putih dan dibungkus daun jambu air. Ciri khasnya adalah kemasannya dalam ember hitam. Satu ember biasanya berisi 50 ataupun 100 buah.

Saking banyaknya permintaan, beberapa peuyeum telah dibuat dalam skala besar di sebuah pabrik kecil di Kuningan. Salah satunya di desa Cibeureum. Peuyeum dari Cibeureum terkenal dengan rasanya yang manis dan tidak menggunakan gula buatan. Merknya pamela.

Pada saat lebaran Idul Fitri, peuyeum adalah oleh-oleh yang paling dicari. Peuyeum pamela menjadi primadona. Untuk mendapatkan peuyeum ini kita harus memesan terlebih dahulu kepada pedagang. Ya miriplah dengan istilah indent kalau mau beli mobil. Indent 3 hari.

Kalau kita tidak pesan sebelumnya, jangan harap anda akan mendapatkan peuyeum sesuai harapan. Sebagai alternatif biasanya membeli peuyeum dengan merek lain.

Seiring dengan hukum ekonomi, bahwa semakin banyak permintaan maka harga akan semakin naik, maka ini berlaku pula untuk peuyeum. Harga saat lebaran bisa lebih tinggi.

Namun tahun ini, fenomena indent peuyeum tidak akan ada lagi. Berdasarkan beberapa sumber, penurunan pembelian bukan hanya untuk peuyeum namun juga untuk oleh-oleh lainnya. Beberapa toko oleh-oleh bahkan sudah tutup karena tidak ada pengunjung.

Mungkin saja jika peuyeum bisa dikemas dalam jangka waktu panjang, penjualannya dapt dialihkan melalui daring. Beberapa hari yang lalu saya melihat di salah satu toko online, peuyeum pamela dijual secara daring. Namun karena jaraknya yang lumayan jauh, ongkos kirimnya lumayan besar. Dan pembelinya tidaklah banyak.

Saya berpendapat bahwa peuyeum kuningan tidak siap berkompetisi di pasar saat pandemi ini. Tekstur peuyeum yang merupakan makanan basah agak sulit dalam proses pengemasan. Kalaupun dikemas agar tahan lama, peuyeum mungkin perlu untuk dimodifikasi pembuatannya. Ini tentu memerlukan lebih banyak uji coba sebelum dipasarkan dalam jumlah besar.

Pandemi ini datang tiba-tiba. Jika kita kreatif, maka kondisi ini mungkin saja bisa menjadi opportunity untuk menciptakan sesuatu yang baru. Namun sayangnya untuk peuyeum hal ini belum berlaku. Pandemi menghantam pasar peuyeum yang sudah besar dan produsen belum sempat mencari cara pemasaran yang baru agar dapat tetap bertahan.

Tahun ini tidak akan ada lagi indent peuyeum tape di Kuningan. Mudah-mudahan hanya tahun ini saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun