Mohon tunggu...
Ra RuNias Production
Ra RuNias Production Mohon Tunggu... Lainnya - Suka membaca

Senang dengan cerita dan perjalanan menggunakan bus.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Tragis Buih di Lautan

1 November 2021   14:00 Diperbarui: 1 November 2021   14:14 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ombak Tanpa Buih (Dokpri)

Menguap bagai benang yang rapuh, janji manismu tidak seindah yang kurasakan.

Dilema menjadi suatu bawahan, dengan berbagai janji  manis pimpinan.

Bergerak bagai buih, besar dan banyak tapi tidak bisa membuat perubahan.

Lepaskan saja kaos dalammu dan ganti dengan sebuah Bra tanpa nomor.

Lentik jemarimu menafsirkan sebuah perjuangan, tapi tanpa gerakan yang menghasilkan.

Keindahan lekuk tubuhmu, hanya bisa aku nikmati sesaat saja sebagai sebuah mimpi.

Generasi 95 hanyalah buih, tanpa kekuatan yang bisa memecahkan batu karang.

Banyak suara tapi tidak terdengar dalam suatu pergerakan.

Nikmati saja singgasana kamu, mungkin akan berlaku abadi kursimu itu.

Teruskan menghancurkan masa depan teman-temanmu, walaupun injak kan kakimu menyakitkan mereka.

Kami hanya berharap yang menjadi hak kami, tapi tidak pernah terpikirkan oleh para penguasa.

Hak adalah sesuatu yang bisa saja kami terima, walaupun harus menunggu lama.

Selamat berjuang kawan, salam perjuangan....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun