Mohon tunggu...
Ra RuNias Production
Ra RuNias Production Mohon Tunggu... Lainnya - Suka membaca

Senang dengan cerita dan perjalanan menggunakan bus.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dani Gadis Desaku (14)

17 September 2021   09:19 Diperbarui: 23 Oktober 2021   13:40 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Kebersamaan (Dokpri)

Cerita Sebelumnya Edisi 1

Cerita Sebelumnya Edisi 13

Dilema bagi kami berdua, aku sendiri ingin agar Dani bisa ikut aku ke Jakarta, tetapi di satu sisi pasti berat juga untuk Dani meninggalkan kedua orang tuanya. Kalau kami berdiskusi tentang ini pasti tidak akan ketemu penyelesaiannya. Terkadang kami pun membiarkan masalah ini mengalir dengan sendirinya. Biarlah nanti waktu yang akan menjawabnya, biarlah kami menikmati masa-masa ini sekarang. Hidup dengan hubungan LDR ( Long Distance Relationship ) saya berpikir bukan hanya kami yang menjalaninya, masih banyak orang diluaran sana yang menjalaninya dan mereka baik-baik saja. Karena kami merasa modal awal adalah kepercayaan, ketika kami putuskan untuk saling mencintai, maka kami harus mempercayai masing-masing dari kita. Tanpa rasa kepercayaan itu kami yakin hubungan ini tidak akan bertahan lama.

Setelah sekian lama kami saling mengenal dan memahami lebih dalam lagi, sudah saatnya saya melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Akhir tahun ini, aku berniat untuk melamar pujaan hatiku. Masih ada waktu beberapa bulan untuk aku mempersiapkan segala sesuatunya. Banyak aral melintang sudah kami jalani, karena hubungan LDR ini memang membuat kami lebih bisa belajar dan saling mempercayai.

Dani gadis desa yang lugu itu sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang istimewa buatku, beberapa saat lagi aku akan melamarnya. Akan aku jadikan pendamping hidup, menjadi ibu dari anak-anak ku kelak. Tentu saja perdebatan masih akan terus terjadi, mengingat dia banyak yang menyukai di desanya. Berharap semua yang sudah kami rencanakan berjalan dengan lancar.

Tiba saatnya untuk keluarga kami saling bertemu, karena sekarang adalah waktunya aku melamar Dani. Aku mengajak beberapa kerabat dari kedua orang tuaku untuk acara ini. Sengaja kami tidak membawa banyak orang karena khawatir akan merepotkan keluarga Dani. Saat yang di nanti-nantikan itu tiba juga, saatnya aku mengikat Dani dengan melamarnya menjadi istriku. Saat ini biarlah kedua orang tua kami yang menjalankan perannya untuk kami. Karena memang saat ini adalah ranahnya mereka menentukan segala sesuatunya, termasuk kapan rencana akad nikah kami berlangsung.

Semuanya bagai mimpi untuk diriku, akhirnya aku sudah selangkah menuju jenjang pernikahan, sudah selangkah lebih maju untuk mencari pendamping hidup. Seorang gadis desa yang menurutku bukan hanya cantik tetapi memang mampu mandiri dan bisa bertanggung jawab dengan tugasnya. Dani dimataku adalah wanita yang ideal untuk membina rumah tangga bersamaku. Aku berharap dengan keseriusan keluargaku datang untuk melamar Dani, semakin memupuk kepercayaan keluarga Dani bahwa aku sangat yakin dengan pilihanku ini.

Cerita Selanjutnya Edisi 15

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun